13 Desember 2011

Musuhku Calon Saudaraku


  • Sanny : tomboy, periang, jago olahraga. Putri dari seorang penulis wanita

  • Yulia : Mamanya Sanny, seorang penulis terkenal dengan berbagai cerita cinta romantis dan best seller, tomboy, serampangan, keras, galak tapi berwajah cantik.

  • Salwa : feminis, pintar, agak sombong, putri dari seorang kepala sekolah.

  • Ridwan : Papa kandung Salwa, kalem, sabar, kharismatik, pandai memasak, seorang duda.


Dua orang anak bernama Salwa dan Sanny sama-sama memiliki geng dan baru memasuki sebuah SMU. Sejak awal, Sanny tidak menyukai Salwa yang dianggapnya sok populer dan terlalu menyukai dirinya sendiri. Sementara Salwa tak suka pada Sanny, yang menurutnya perempuan setengah jadi.


Suatu ketika saat Sanny sedang main basket tanpa sengaja mengenai Salwa. Salwa menghina permainan Sanny dan Sanny yang gerampun menantang Salwa. Sanny yang terkenal jago basket ternyata malah dikalahkan Salwa dalam permainan bola basket di sekolah. Merasa malu dan kalah, Sanny membalasnya dengan sengaja membuat rambut Salwa terkena permen karet.


Mulailah perang antara Sanny dan Salwa. Setiap hari di sekolah mereka selalu saling melakukan kejahilan. Ban motor Sanny yang dikempesin Salwa, dibalas dengan tas Salwa yang digantung di atas pohon. Kaki Salwa yang dijegal saat lewat dan dibalas olehnya dengan membuat Sanny dimarahi pelatihnya karena terlambat. Banyak lagi yang terjadi sehingga dua orang ini dijuluki tom dan jerry oleh seluruh sekolah.


Di rumah, Sanny hanya tinggal bersama ibunya, Yulia. Ibunya seorang penulis yang kalau sudah menemukan ide, takkan bergerak dari depan laptopnya hingga selesai. Walaupun tomboy dan jago basket, di rumah Sanny pandai memasak dan pandai mengatur rumah tangga. Sanny dan Ibunya selalu saling mengisi satu sama lain. Mereka seperti sepasang kakak adik dibanding anak dan ibu.


Tak berbeda dengan Salwa. Salwa yang pintar itu adalah anak tunggal dari kepala sekolah, Pak Ridwan yang ganteng. Tak ada orang yang tahu soal statusnya itu karena Pak Ridwan tak mengizinkan Salwa menggunakannya sebagai alasan bersikap sok. Pak Ridwan juga single parent setelah istri meninggal dalam kecelakaan. Di rumah Salwa manja sekali pada ayahnya, tapi juga dilatih disiplin. Salwa tak pandai memasak tapi sangat pandai dalam olahraga basket karena setiap hari ayahnya bermain basket dengannya. Kalau ia tak menunjukkannya karena ia bercita-cita menjadi model cantik seperti almarhumah mamanya. Sikap sombong, feminis dan agak sok itu adalah sikap yang ingin dia bentuk agar mirip dengan mamanya.


Lalu muncullah si Michael, seorang pemuda pindahan dari Solo yang sangat kampungan tapi ganteng luar biasa. Salwa langsung kepincut dengannya. Mengetahui kalau Salwa suka pada Michael, timbul ide Sanny untuk merebut perhatian Michael yang sangat tergila-gila dengan basket seperti dirinya. Dengan beralasan latihan basket dan menemukan lawan yang tangguh, Sanny berhasil membuat Michael seakan-akan memilih dirinya daripada Salwa. Salwa tidak menyerah, tapi suatu ketika Sanny membuat Michael seakan-akan sedang menciumnya waktu ia melihat Salwa datang, membuat Salwa langsung emosi dan menyiramnya dengan air bekas pel. Sanny emosi dan langsung menjambak rambut Salwa, mereka berkelahi sampai guru-guru dan kepala sekolah muncul.


Sanny dan Salwapun harus menghadapi kepala sekolah. Agar adil, kepsek Pak Ridwan ini meminta Sanny dan Salwa memanggil orangtua masing-masing. Pak Ridwan meminta besok keduanya hadir dan tidak boleh diwakilkan.


Saat Sanny sudah keluar, Salwa langsung menyodorkan surat panggilan itu pada Pak Ridwan kembali. Salwa ingin menjelaskan, tapi Pak Ridwan bilang ia ingin bersikap adil. Besok Salwa baru bisa menjelaskan di depan Pak Bagus, yang akan mewakili Pak Ridwan sebagai wakil kepala sekolah. Besok Pak Ridwan akan menjadi orangtua murid dan bukan kepala sekolah. Salwa harus bersikap yang sama atau ia akan memindahkannya ke sekolah lain.


Sanny tak ingin ibunya datang ke sekolah karena tak mau ibunya yang dikenal sebagai penulis novel-novel cinta penuh impian itu diketahui teman-teman barunya. Sanny tahu, Ibunya adalah orang yang tomboy, walaupun cantik tapi tak pernah mempedulikan penampilannya. Ibunya selalu bersikap seenaknya dan gampang sekali marah. Karena itu Sanny menyembunyikan surat itu.


Keesokan harinya, saat sidang. Sanny meminta maaf tak bisa menghadirkan ibunya karena sakit. Tapi ternyata ibunya datang dengan keadaan terburu-buru dengan penampilan berantakan. Rupanya Ibu Yulia menemukan surat tersebut dan hanya mengira Sanny lupa memberikannya. Sannypun harus menahan malu ketika melihat teman-temannya berkata, "Tidak menyangka cantik-cantik begitu ternyata orangnya serampangan. Sungguh ga pantas, penulis yang seperti itu menulis kisah cinta. Merusak impian saja!" senyum itu pula yang menghiasi wajah Salwa, puas melihat Sanny terhina.


Sanny hampir memukul orang yang berkomentar itu ketika melihat Ibu Yulia mendatangi Ridwan dan menepuk punggungnya seperti seorang teman lama, tanpa canggung Ibu Yulia membuka rahasia lama Ridwan, mahasiswa yang selalu berhutang. Mereka saling melemparkan canda dengan akrab seperti dua sahabat dan saling meledek. Pak Ridwan yang merasa kalah saat Yulia membuka satu rahasia kecil yaitu suka sekali tidur dengan mulut terbuka, mengatakan Yulia sekarang seperti nyonya tua. Maka Yulia yang paling tak suka disebut tua itu, memukuli Pak Ridwan membuat Sanny harus menyeretnya keluar.


Baru menyadari kalau ia membuat putrinya malu, Yulia meminta maaf pada Sanny. Ia kaget saat tahu Ridwan adalah kepala sekolah Sanny. Sanny meminta Yulia pulang saja dan ia marah karena Ibunya membuatnya malu. Sanny meminta maaf pada Ridwan dan juga ia memilih mengalah pada Salwa. Ia bersedia dihukum saja daripada memperpanjang masalah. Tapi Ridwan sudah memaafkan Sanny dan Ibunya, ia malah senang dan sudah biasa menghadapi tingkah laku Yulia yang selalu apa adanya. Sanny pun pergi.


Ketika Salwa ingin membahas mengenai persoalan yang belum terselesaikan, tapi Ridwan malah menceritakan kalau Yulia dulu pernah membantu Ridwan mengasuh Salwa. Ridwan bilang Yulia itu sahabat karib dia dan Mama Salwa. Dulu saat Ridwan kuliah dan Mama Salwa sibuk dalam dunia model, Yulia harus bersusah payah mengurus dua anak. Salwa terdiam dan merasa malu. Salwa teringat masa kecilnya saat seseorang yang ia panggil Tante Yu selalu membantunya..


Di kelas, teman-teman yang mendukung Salwa, meledek dan mengatai ibu Sanny sebagai seorang wanita tak tahu malu dan etika. Sanny ingin marah, tapi Salwa yang baru datang malah membela Yulia. Salwa mengatakan kalau Yulia juga ibu yang mengasuhnya dulu. Sanny merasa berterima kasih, iapun menjelaskan kalau ia dan Michael hanya bersahabat, kemarin Sanny kelilipan dan meminta Michael meniupkannya jadi bukan berciuman seperti perkiraan Salwa. Salwa meminta maaf pada Sanny, merekapun bersahabat.


Sanny membantu Salwa mendapatkan Michael melalui permainan basket. Michael mengagumi Salwa yang lebih jagoan darinya dan Sanny. Salwa berterimakasih pada Papanya, Pak Ridwan yang menjadi pelatihnya selama ini. Walaupun berterimakasih dan bersahabat dengan Sanny, hubungan Sanny dan Salwa tetap saja diwarnai pertengkaran karena sama-sama keras kepala. Tapi mereka selalu mengakhirinya dengan manis.


Dari cerita Ridwan pada Salwa, ia ternyata menyukai Yulia sudah lama sekali bahkan sebelum mengenal Mama Salwa. Tapi karena saat Yulia memilih Hakim sebagai suaminya, maka merekapun tetap bersahabat. Ternyata di masa lalu Hakim dan Mama Salwa justru saling jatuh cinta. Mereka melarikan diri meninggalkan keluarga masing-masing, tapi mengalami kecelakaan yang membuat keduanya meninggal dunia.Merasa kecewa, Yulia memutuskan pindah rumah dan pergi meninggalkan Ridwan. Itu terakhir kali Ridwan melihatnya sampai Yulia mulai menulis dan menerbitkan buku-bukunya. Ridwan mengoleksi semua buku Yulia dan selalu menyimpan cintanya. Tapi Ridwan sadar, Yulia masih terlalu mencintai Hakim.


Sementara Yulia bercerita, ia merasa bersalah karena suaminya merebut cinta istri Ridwan. Yulia yang baru menyadari kalau ia juga jatuh cinta pada Ridwan, tapi tak mau mengkhianati sahabatnya dan memilih menikahi Hakim. Kemarin ia kikuk sekali melihat Ridwan dan bertingkah aneh seperti itu tanpa sengaja.


Salwa dan Sanny yang kini semakin akrab saling menceritakan versi orangtua masing-masing dan merasa bahwa keduanya masih saling cinta. Keduanya sepakat menjodohkan orangtua masing-masing. Bersama Michael yang kini resmi menjadi pacar Salwa, merekapun mencari berbagai ide agar orangtuanya bersatu.


Salwa dan Sanny merencanakan perjalanan kemping keluarga bersama. Tapi kemping itu berubah jadi bencana. Salwa membohongi Ridwan kalau Yulia tidak bisa berenang. Saat melihat Yulia berenang, Salwa berteriak dan mengatakan kalau Yulia mau tenggelam. Ridwan yang lupa kalau tidak bisa berenang, malah ditolong oleh Yulia.Sanny juga mengeluarkan ide sendiri. Dia tahu, Mamanya gak tahan dingin. Karena ingin membuat Ridwan menjadi seperti seorang pahlawan, ia menyembunyikan jaket ibunya. Tapi justru membuat Yulia mimisan dan Ridwan pingsan saat melihatnya karena ia trauma melihat darah.


Ridwan yang sudah sadar kemudian berbincang-bincang dengan Yulia. Mereka jadi menertawakan kebodohan masing-masing karena melupakan banyak hal, tentang Yulia yang lebih pandai berenang, tentang Ridwan yang trauma darah. Mereka jadi mengenang masa lalu yang membuat hubungan mereka jadi lebih baik. Lalu berujung di akhir obrolan, tentang masa lalu pahit yang membuat mereka harus berpisah.Saat itu Ridwan kembali meminta maaf karena almarhumah istrinya telah merebut kebahagiaan Yulia. Yulia juga ikut meminta maaf karena alm.suami membawa lari istri Ridwan. Ridwan jadi tertawa dan bilang dia sudah lama tak lagi saling mencinta dengan istrinya. Yang menjadi masalahnya saat itu, karena mereka sudah terlanjur punya anak dan itulah satu-satunya alasan Ridwan mempertahankan pernikahan. Yuliapun mengakui hal yang sama. Ia juga mempertahankan pernikahan karena faktor anak. Ridwanpun mengakui perasaannya pada Yulia, tapi Yulia tak menjawab karena sekali lagi ia memikirkan reaksi putrinya.


Setelah kemping, Ridwan dan Yulia sepakat untuk menjaga perasaan anak-anak dan memilih menjadi sahabat saja. Mereka mengira anak-anak takkan pernah bisa disatukan karena sepanjang kemping Salwa dan Sanny memang sering bertengkar. Padahal mereka juga saling berteman baik, pertengkaran itu adalah hal-hal yang membuat mereka justru saling memahami satu sama lain.


Lelah karena tak pernah berhasil menyatukan kedua orangtuanya, akhirnya Sanny dan Salwa memutuskan bicara langsung. Sanny hampir kaget ketika mendengar pengakuan Ibunya kalau karena dirinyalah, Yulia menolak menikahi Ridwan. Demikian pula Ridwan. Salwa juga mendengar pengakuan yang sama dari sang ayah.Dengan tulus, akhirnya Salwa dan Sanny meminta kedua orangtuanya menikah. Sebenarnya mereka saling menyayangi dan sudah menganggap saudara sendiri. Tapi ketika mereka mulai merencanakan pernikahan, lagi-lagi keduanya bertengkar berebut ide untuk membuat pesta pernikahan terhebat bagi Mama dan Papanya. Ridwan yang sepakat dengan Sanny, justru ditentang oleh Salwa yang dibela Yulia. Dan keluarga baru merekapun dimulai.

Tidak ada komentar: