Inisiasi 8: Beberapa catatan
Setelah 8 kali inisiasi, saya ingin memberikan beberapa catatan penting yang mudah-mudahan berguna.
1. Saya mohon maaf atas keterlambatan membuka Inisiasi 8 karena banyak mahasiswa yang mengirimkan jawabanTugas 3 pada hari Sabtu dan Minggu. Saya baru dapat memeriksa pada hari Senin dan memeriksa jawaban yang sangat banyak dalam satu hari tidak mungkin karena saya harus baca satu persatu dan memberikan feedback yang sesuai.
2. Menerjemahkan butuh persiapan, salah satunya adalah kamus. Banyak mahasiswa yang masih malas membuka kamus dan yakin dengan pilihan kata yang belum tentu benar. Selain itu, banyak pula yang tidak paham dengan penggunaan tanda baca, huruf kapital dan ejaan. Oleh karena itu, saya sarankan mahasiswa memiliki buku Pedoman EYD.
3. Memahami teks sumber itu adalah sebuah keharusan. Tanpa itu, proses penerjemahan tidak akan berhasil. Saya menemukan ada beberapa mahasiswa yang perlu meningkatkan kemampuannya membaca teks sumber dalam bahasa Inggris. Itu adalah syarat mutlak.
4. Pilihan kata sangat bergantung pada jenis teks. Oleh karena itu, bacalah teks sumber beberapa kali dan baca pula petunjuk yang diberikan. Tidak membaca petunjuk mencerminkan bahwa mahasiswa tidak peduli dengan ketentuan yang diberikan. Saya cenderung mengabaikan jawaban yang tidak sesuai petunjuk atau tidak memberikan feedback yang sesuai jawaban mahasiswa.
5. Ada pertanyaan, seperti apa penerjemahan yang tidak terikan struktur bahasa sumber? Yang dimaksud dengan tidak terikan adalah terjemahan yangsesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kalimat panjang dalam bahasa Inggris dapat dibuat menjadi beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia jika perlu. Penerjemah memiliki penilaian kapan harus memenggal kalimat panjang dan kapan tidak perlu (tetap mempertahankannya).
6. Memeriksa hasil terjemahan adalah juga keharusan. Lihat dan teliti kelengkapan kalimat dan ejaan. Saya sedih bahwa sampai Inisiasi 8 masih saja ada salah dalam menulis tanda baca, ejaan dan penggunaan huruf kapital.
7. Mahasiswa UT adalah mahasiswa dewasa yang mengelola belajarnya secara mandiri. Saya selaku tutor hanya mengarahkan. Kendali sepenuhnya ada pada mahasiswa. Dengan demikian, nilai berapapun yang ingin dicapai atau kemahiran apapun yang ingin dimiliki sepenuhnya dikendalikan oleh mahasiswa. Maka, saya berpesan agar mahasiswa menanamkan sikap mandiri dan mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Sebagai contoh, mahasiswa yang tergabung dalam tutorial ini dapat membentuk kelompok virtual untuk membahas masalah yang berkaitan dengan matakuliah ini, misalnya terjemahan.
8. E............. ada yang baca sampai akhir enggak ya? Sila sampaikan pendapat dan pertanyaan saudara dan kita diskusikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar