29 Maret 2016

Descendants of The Sun: Kisah Cinta Diantara Patriotisme & Kemanusiaan

Untuk pertama kalinya saya mengulas sebuah drama dari kejauhan ya. Bukan berarti saat bekerja seperti sekarang saya melupakan kegiatan favorit khas emak-emak. Hehe… malah asyik. Di sini saya menontonnya tepat di jam tayangnya.


Animo masyarakat yang luar biasa membuat drama ini ternyata ditayangkan berkali-kali oleh KBS World di akhir pekan. Di Korea sendiri, koran dan media ramai membahasnya terutama membahas soal ratingnya yang luar biasa, sekitar 30% mengalahkan rating My Love from the Star. Dengar-dengar gosipnya sih beberapa media televisi luar negeri akan membeli hak tayangnya. Berdoalah semoga televisi Indonesia menjadi salah satunya. Meski Korea banget, tapi ini bagus untuk membangun semangat patriotisme dan jiwa penolong tanpa batasan ras. Waah… jadi penasaran kan?


Kali ini kita akan mengulas drama Descendant of the Sun. Drama apik ini dimainkan oleh empat aktor dan aktris utama, yaitu Song-Song couple, Song He-Kyo dan Song Joong-Ki lalu Go-Won couple, Kim Ji-won dan Jin-Go. Untuk menggambarkan keunikan kisah cinta dua tentara dan dua dokter ini adalah Song-Song couple dengan “kejar terus sampe dapet” dan Go-Won couple dengan “cinta itu gak mesti diumbar dengan kata-kata”


Kisah dimulai dengan gambaran karakter dua tentara dari Special Forces of Korean Army, Kapten Yoo Si-Jin dan sersan Seo Dae-Yong, mereka bekerja untuk misi-misi khusus dan rahasia seperti membantu misi PBB, membebaskan tahanan politik, sampai mencegah pertempuran bersenjata. Tentu dengan cara tentara yang khas. Apapun itu dikerjakan mengikuti perintah dari pimpinan.


Sedangkan dokter muda bernama Kang Mo-Yeon adalah dokter bedah muda yang andal. Seperti umumnya dokter, ia memiliki prinsip idealis untuk membantu dan menolong setiap orang tanpa mengenal ras. Ia juga memiliki keyakinan penuh bahwa seorang dokter yang mengerjakan segalanya dengan tekun akan dapat mencapai kedudukan tertinggi sebagai profesor.


Tanpa sengaja karena menolong seorang pencuri (pencuri ini nantinya menjadi tentara, bagian logistik), Yoo Si-Jin dan Seo Dae-Yong bertemu Mo-Yeon. Si-Jin sempat disangka bagian dari penjahat, sampai Mo-Yeon bertemu Myeong-Ju (Kekasih Dae Yong, dokter tentara) yang dulu pernah menjadi teman sekolah kedokterannya. Hubungan cinta dua pasangan ini pun dimulai.


Kisah cinta Mo-Yeon dan Si-Jin diawali dengan wajar. Dua orang bertemu, saling suka dan kemudian mulai menghabiskan waktu bersama. Tapi yang membuat Mo-Yeon ragu adalah sikap Si-Jin yang sering pergi meninggalkannya di tengah-tengah kencan tanpa bisa mengatakan alasannya. Tugas Si-Jin sangat rahasia dan itu artinya ia tak boleh mengatakan pada siapapun. Setelah berkali-kali mengalaminya, akhirnya Mo-Yeon yang saat itu juga sedang menghadapi masalah pekerjaan di rumah sakitnya, mengatakan bahwa mereka berbeda satu sama lain, yang satu dokter yang bertugas menyelamatkan nyawa sedangkan yang satu adalah tentara yang membunuh nyawa. Mereka pun berpisah.


Demikian juga Dae-Yong dan Myeong-Ju, dua sejawat ini bertemu di pelatihan. Saling jatuh cinta meskipun Dae-Yong hanya berpangkat sersan sedang Myeong-Ju seorang Letnan. Sayangnya, Ayah Myeong-Ju, Komandan Utama Korean Army ternyata tidak merestui hubungan mereka. Ayah Myeong-Ju telah memilih Si-Jin sebagai calon menantunya karena persahabatannya dengan Ayah Si-Jin.


Untungnya baik Myeong-Ju maupun Si-Jin sudah sama-sama saling tahu kalau mereka berdua tidak lebih dari sahabat. Sebaliknya Si-Jin sangat menyayangi sahabatnya Dae-Yong, begitu pula sebaliknya. Mereka saling menjaga satu sama lain. Bahkan rela mengorbankan nyawa demi menyelamatkan yang lain.


Setelah Mo-Yeon menolak cintanya, Si-Jin dan Dae-Yong ditugaskan untuk membantu misi PBB di Ukraina (lokasi aslinya sih di Yunani) oleh Ayah Myeong-Ju, si Komandan. Selama delapan bulan saat menjalankan tugas tersebut, Si-Jin dan Dae-Yong sama-sama menghadapi masa-masa sulit karena ternyata melupakan gadis-gadis yang mereka sukai tidak mudah.


Ternyata Mo-Yeon diharuskan menjadi pemimpin rombongan dokter yang melakukan misi kemanusiaan selama 15 hari. Pertemuan tanpa sengaja ini membangkitkan kembali rasa cinta antara Si-Jin dan Mo-Yeon. Ini juga membuka kesempatan untuk Si-Jin menjelaskan alasan-alasan di balik pekerjaannya sebagai tentara. Ia menjelaskan arti patriotisme, arti pekerjaannya, dan prinsipnya. Tapi Mo-Yeon justru semakin yakin kalau keputusannya tidak salah. Buatnya, siapapun yang membunuh orang lain, apapun maksudnya bukanlah lelaki yang tepat untuknya. Dia dokter, tugasnya menyelamatkan nyawa orang lain.


Tapi, Si-Jin tak pernah menyerah. Melalui sikap jenaka dan kata-kata yang mengundang tawa, Si-Jin terus berusaha mengambil hati dokter cantiknya. Mo-Yeon sebenarnya sudah jatuh cinta pada tentara muda itu, tapi ia tak ingin mengalahkan prinsip utamanya.


Sampai berbagai peristiwa mengubah pendapatnya tentang tugas seorang tentara. Mo-Yeon melihat bagaimana Si-Jin menentang perintah komando demi menyelamatkan nyawa dan menerima hukuman karena perbuatannya itu dianggap sebagai kesalahan fatal dalam kemiliteran. Ia melihat sisi kemanusiaan Si-Jin ketika melayat rekan sejawatnya yang meninggal dalam tugas. Namun, karena belum cukup yakin, Mo-Yeon tetap tidak bisa menerima Si-Jin. Si-Jin yang masa tugasnya berakhir pun kembali ke Korea dengan hati patah, meninggalkan Mo-Yeon yang kesal.


Sementara Dae-Yong justru sebaliknya. Ia terpaksa bersikap dingin pada gadis yang ia sayangi karena tahu orangtua Myeong-Ju tidak menginginkannya. Ia tak bisa menyembunyikan perasaannya ketika bertemu Myeong-Ju yang tersenyum ceria mengatakan kalau ia ditugaskan di Ukraina, padahal Dae-Yong justru dimutasi kembali ke Korea. Saat Myeong-Ju menelpon dari Ukraina, Dae-Yong menerimanya tanpa bersuara sama sekali dan sekedar mendengarkan. Seakan tahu, Myeong-Ju pun bercerita tentang keadaannya selama bertugas. Sedih ya…


Tapi perpisahan keempat orang ini tak lama. Gempa besar yang menimpa Ukraina membuat dua tentara itu kalang kabut kembali ke base mereka walaupun sedang cuti. Tanpa diperintah, keduanya bersedia dikirim kembali ke Ukraina. Dengan gaya luar biasa cool, turun dari helikopter memakai tali, mereka tiba di Ukraina yang penuh kekacauan.


Selama proses evakuasi korban, cinta mereka bersemi kembali dan semakin kuat. Mo-Yeon mulai menyadari sebesar apa cintanya pada Si-Jin. Saat Si-Jin kehilangan kontak dan tertimbun dalam bangunan, Mo-Yeon shock dan kuatir tanpa bisa berkata apa-apa selain mengingat pesan Si-Jin agar selalu mengikat sepatunya. Begitu pula antara Myeong-Ju dan Dae-Yong. Meskipun kuatir dengan keselamatan lelaki yang mereka cintai, tapi keduanya berusaha tetap tegar menjalani tugas mereka sebagai dokter.


Setelah gempa bumi, mereka juga menghadapi epidemi penyakit menular dan harus menghadapi geng-geng kriminal Ukraina yang melakukan transaksi bisnis ilegal untuk tujuan politik mulai dari human trafficking, narkoba sampai berlian. Salah satu pemimpin geng, Argus, ternyata pernah menjadi tentara yang diselamatkan oleh Si-Jin dan komandannya yang saat itu meninggal tertembak.


Drama ini baru sampai episode 10, tapi ceritanya sangat menarik dan tidak membosankan. Yang membuat penonton suka, mungkin karena adegan-adegannya yang selalu berhasil mengundang tawa. Si-Jin yang humoris, Dae-Yong yang hampir tak pernah tersenyum tapi sikapnya selalu membuat kita tertawa, Mo-Yeon yang spontan tapi latah dan Myeong Ju yang galak tapi romantis. Tak hanya itu, karakter lain juga sama jenakanya. Para tentara, anak buah Si-Jin juga punya sisi humoris di balik wajah mereka yang selalu serius. Benar-benar kombinasi bagus membuat rating drama ini menjadi luar biasa.


Ada banyak adegan lucu saat Dae-Yong yang terkenal sebagai pelatih galak di kemiliteran ini bertemu dengan mantan tarunanya dan dikejar-kejar bersama Si-Jin. Saat pasangan Bromance (Si-Jin dan Dae-Yong) yang menembak pencuri dengan senjata mainan. Ketika Myeong-Ju tanpa sengaja melontarkan candaan dengan Si-Jin yang disebutnya sebagai menantu ayahnya, tapi ketahuan oleh Dae-Yong yang langsung menatap tajam.


Mo-Yeon, yang baru datang dan takut terkena ranjau. Atau saat dokter cantik itu ketakutan ketika mobilnya hampir jatuh ke jurang merekam pengakuan cintanya dan tanpa sengaja rekaman itu didengar seluruh penghuni komplek militer Korea, saat Mo-Yeon digoda teman-temannya sampai ia latah mengikuti kata-kata mereka. Sikap panik Si-Jin dan Dae-Yong ketika diinterogasi oleh kedua kekasih mereka ketika menerima parsel dari gadis-gadis lain di Korea. Ada juga saat para dokter dan perawat yang menggunakan HT-Handy Talkie untuk bermain ‘perang-perangan’. Atau adegan para perawat yang sibuk mengagumi dokter Daniel, atau tentara-tentara yang sedang berlari pagi dengan telanjang dada. Oh ya, ada juga kisah cinta dokter-perawat dan dokter-tentara mantan pencuri yang masih dalam proses.


Cerita ini membumi karena karakter para tentara yang biasanya dianggap menakutkan, justru tampil dengan sisi lain yang berbeda. Demikian juga para dokternya. Kita akan melihat kombinasi sisi kemanusiaan, patriotisme, dan etika profesi menjadi satu dalam drama ini. Ada saat di mana Mo-Yeon memilih menolak untuk menyelamatkan, dan justru Si-Jin yang meminta Mo-Yeon membantu pasien meski ia seorang penjahat keji. Kita juga akan melihat efek dari perang, bencana dahsyat dan sisi gelap politik. Khas banget dengan drama Korea, yang selalu melihat sesuatu dari berbagai sudut.


Jadi, jangan lupa menonton setiap hari Rabu dan Kamis. Dramanya untuk 15 tahun ke atas, dan mohon tetap mendampingi para remaja kita saat menontonnya ya…  

Tidak ada komentar: