Sekarang kita membahas soal tradisi di Universitas Terbuka yang paling sering dibahas. Tak kenal maka tak sayang. Nah, dengan memahami tradisi ini, mudah-mudahan bisa semakin membuka pemikiran seseorang. Jadi mereka akan memahami maksud dari kata-kata tersebut jika nanti mendengarnya.
"Jangan percaya kata orang, percayalah pada Katalog"
Di manapun, informasi soal UT ditanyakan maka mahasiswa-mahasiswi senior akan menjawab "Cek Katalog!" Ini bukan karena malas menjawab pertanyaan atau mempersulit mahasiswa-mahasiswi baru, tapi ini memang benar.
Katalog adalah sumber penjelasan utama mengenai Universitas Terbuka. Seluruh informasi dari awal sampai akhir masa kuliah tercantum di dalamnya, termasuk lampiran berupa berbagai contoh formulir, surat-surat dan lain-lain. Informasinya selalu diupdate setiap tahun sesuai dengan kebijakan atau fitur-fitur terbaru yang disediakan Universitas Terbuka.
Hanya saja, setiap tahun selalu ada perubahan dalam informasi Katalog. Inilah yang menyebabkan seringnya salah informasi dari satu mahasiswa lama ke mahasiswa baru. Perubahan informasi biasanya berkaitan dengan soal modul, jurusan terbaru atau fitur-fitur baru yang disediakan UT. Sebagai contoh, di saat saya masuk dulu belum ada sistem cetak online KTPU (Kartu Tanda Peserta Ujian) namun sekarang sudah ada. Hal lain adalah perubahan modul yang digunakan.
Karena itulah, mahasiswa senior selalu mengatakan hal “Baca Katalog!” atau “Cek Katalog.” Mereka juga kuatir salah memberi informasi dan daripada hal itu terjadi maka itulah yang mereka katakan. Jadi jangan salah paham dan menganggap bahwa mereka terlalu ‘kejam’ dengan tidak mau memberi informasi apapun.
Sampai-sampai ketika saya berada dalam kelas TTM dan ada sebuah informasi yang simpang siur mengenai tutorial, salah satu teman berkelakar, “jangan percaya kata orang, percayalah pada katalog!”
"Gampang masuk, susah keluar."
Jangan berpikir yang tidak-tidak ya soal kata-kata di atas. Itu adalah bahasa yang dikiaskan untuk menggambarkan kemudahan mendaftar di UT, tapi jika tidak belajar dengan benar maka sulit menyelesaikannya tepat waktu atau mendapat nilai yang memuaskan.
Yang ada ketika rasa bosan melanda, atau putus asa karena hasil belajar tidak sesuai denngan target maka sebagian akan langsung memutuskan untuk beristirahat alias tidak mendaftar pada masa kuliah selanjutnya. Karena waktu istirahat kuliah tidak ada batasnya, akhirnya lama-lama ya putus deh.
Memang, dibanding mengatasi kebodohan, yang paling sulit adalah memerangi malas dan bosan itu. Membaca modul setebal bantal dan menyerap ilmunya ketika badan lelah karena pekerjaan bukanlah kegiatan yang menyenangkan buat sebagian orang. Tapi bisa diatasi kalau kita punya semangat dan tekad yang besar. Buatlah proses belajar itu dengan lebih menyenangkan dengan mengajak teman belajar bersama atau belajar dengan menggunakan media pendukung lain.
Untuk tradisi yang satu ini, banyak juga loh yang mendobraknya. Banyak yang berhasil tanpa pernah mengulang mata kuliah sama sekali, bahkan hanya dalam tujuh semester dari yang seharusnya delapan semester.
"Masuk Gaptek, Keluar Gaul Banget"
Banyak teman-teman yang awalnya hanya bermodal nekad, hanya mengenal medsos buat sekedar berbagi status, kini malah pandai-pandai menggunakan medsos untuk belajar. Kalau yang ini termasuk saya, hehe...
Sejak awal kita akan selalu berurusan dengan dunia maya yang semuanya adalah teknologi terbaru. Dari saat pertama kali mendaftar, masuk untuk mendaftar di website UT, lalu mengaktifkan akun di website student, mengaktifkan akun di toko buku online Karunika yang menyediakan bahan ajar, membayar semuanya melalui Bank, bahkan dalam proses belajar mengajar saat tuton dan tidak ada yang offline kecuali ttm (tutorial tatap muka). Sekarang, melalui fitur terbaru, kartu ujian bahkan nilai pun diakses secara online.
Seiring dengan proses belajar, kita juga wajib mengenal media sosial atau aplikasi jejaring sosial untuk berinteraksi dengan sesama mahasiswa. Setidaknya mengetahui forum-forum, grup media sosial sampai hubungan melalui grup bbm, WhatsApp, Line, dan sebagainya. Teman-teman kita tidak hanya berasal dari satu kota, tapi bahkan menyentuh hingga ke hubungan internasional. Maka tak heran, UT dikenal sebagai gudangnya manusia yang masuk dalam keadaan gaptek alias gagap teknolog, tapi kemudian berubah jadi gaul karena luasnya pergaulannya dalam dunia belajar online ini.
Terakhir adalah ketika tuton dimulai. Beberapa dosen mengajak kita untuk belajar menggunakan video, slide show, kuis online dan bahkan kuis interaktif sehingga kita dituntut untuk rajin meng-update kemampuan menggunakan teknologi.
Tapi jangan kuatir, jangan takut mendaftar hanya karena memiliki pengetahuan teknologi yang pas-pasan. Ada banyak mahasiswa senior yang membantu Anda, dan itu bisa Anda jumpai dalam grup-grup mahasiswa UT.
Tiga tradisi inilah yang sangat mengena untuk menggambarkan Universitas Terbuka dalam kacamata berbeda secara nyata. Banyak pengalaman lain yang mungkin dimiliki teman-teman lain, tapi setidaknya inilah yang bisa saya berikan. Semoga dengan begini mampu memberitahu semua orang, betapa asyiknya kuliah di Universitas Terbuka.
*****
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-31. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar