18 Januari 2014

Show, Not Tell

My Diary...

Ada yang bertanya pada saya, bagaimana membuat  "SHOW, NOT TELL", yang mengoptimalkan kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan lima indera sekaligus. Sebagian metode ini saya pelajari di salah satu materi kuliah favorit saya, Tata Bahasa dan Komposisi :)

Jadi inilah panduan yang saya tempel di depan saya kalau lagi menulis.

Misalkan kita pilih saja topiknya. "Halaman Sekolah Abang"


  1. Lukiskan detail visual atau yang bisa dilihat dengan mata. 
  2. Masukkan detail suara, atau yang terdengar.
  3. Lalu setelah itu masukkan detail bau, atau wangi yang tercium oleh indera penciuman.
  4. Sekarang masukkan detail yang melibatkan indera peraba atau perasa. Untuk ini, tekankan pada 'temperatur atau suhu' yang terasa, tekstur, tekanan, bahan, dan sebagainya saat anda menyentuh sesuatu atau benda yang dimaksud.
  5. Gambarkan perasaan atau suasana hati anda atau tokoh dalam tulisan mengenai situasi atau kejadian di sekitar tempat tersebut.
  6. Lengkapi dengan deskripsi yang bisa memberi kesan utuh pada pembaca.

CONTOH :

(1) Sudah banyak motor parkir berjajar dan jajaran ibu-ibu yang menunggu di teras kelas-kelas yang berada di bagian bawah gedung sekolah. Dua pelayan kantin sekolah nampak berlalu lalang melayani pelanggannya yang sebagian adalah anak-anak yang belum dijemput. (2) Anak-anak itu terus memanggil saling bersahut-sahutan minta untuk dilayani segera mengalahkan celoteh para ibu yang sibuk bergosip di bawah rimbunan pohon akasia. (3) Ketika aku melewati kantin, semerbak wangi sosis goreng tercium hingga mengundang seleraku. Anak-anak yang makan sambil berjalan, menambah jeritan di perutku yang tak sempat sarapan tadi pagi. (4) Hawa panas yang menyengat, membakar kulitku yang semakin coklat dari hari ke hari. Aku berjalan terus, lalu duduk di atas kursi kayu panjang kusam. Salah satu sandarannya sudah terlepas. Walaupun sudah duduk pelan-pelan, tetap saja kursi berderik saat aku duduk. (5) Kulirik jam tangan, masih sekitar lima menit lagi sebelum Abang pulang. Debu-debu mulai terasa menggelitik di hidungku. Sesuatu yang sangat mengesalkan kalau menunggui Abang pulang adalah proyek mesjid sekolah yang tak kunjung selesai. Untuk hidung supersensitif yang tak tahan debu, sungguh aku merasa tak nyaman berlama-lama di sini. (6) Seseorang memanggilku, aku menoleh dan mengeluh dalam hati. 'Ah, ibu itu lagi. Apalagi sekarang yang ingin dia katakan.' keluhku dalam hati sambil berusaha menampilkan senyum setulus mungkin.


Contohnya itu tidak mengambil dari mana-mana, itu asli dari tulisan spontan saya. Mungkin bisa salah, mungkin juga benar. Tapi saya membuatnya hanya dalam hitungan menit dengan panduan di atas. Mudah-mudahan bisa dipahami, ya.

****