18 Januari 2014

J50K 2014

Hi, Di..

Selama bulan Januari, hampir setiap tahun, saya selalu meluangkan waktu untuk mengikuti Event J50k. Yaitu membuat novel sebanyak 50000 kata selama sebulan. Setelah mengikutinya tiga tahun terakhir ini, saya banyak belajar.

Tahun pertama, saya berhasil menyelesaikan sebuah novel. Namun gagal di tahun kedua karena kurangnya perencanaan. Saya lupa karena apa. Tapi yang jelas, saya melewatkan tahun 2013 dengan keadaan yang sempat galau karena berbagai masalah. Untunglah menjelang bulan ke enam, kehidupan saya sudah kembali teratur seperti sediakala.

Tahun ini, saya menyiapkan bahan saat bulan Desember yaitu di masa liburan kuliah. Untuk mengerjakan proyek ini, saya sengaja mengambil berbagai teknik yang saya pelajari di modul-modul kuliah. Ternyata benar-benar membantu. Baru kali ini saya benar-benar merasakan manfaat pendidikan formal. Bukannya saya tak pernah searching google. Tapi di modul, pembahasan itu sangat lengkap.

Kelemahan tulisan saya adalah tidak memahami show, not tell. Suka keluar jalur plot cerita. Nah inilah yang saya pelajari dengan benar. Tidak dengan apa dan bagaimana melakukan, tapi dari awal. Mulai dari pengertian alinea, main paragraph, hingga sampai ke topik utama. Semua saya pelajari dengan hati-hati dan benar-benar hasilnya mengimprove kemampuan saya menulis.

Improvement ini terlihat dari waktu saya menulis. Kalau dulu menulis memerlukan waktu beberapa jam paling sedikit, sekarang dalam hitungan menit selama saya mengetahui tema atau plot cerita, maka dengan cepat saya membangun sebuah alinea panjang dengan mudah. Pola-pola sebab akibat, saling berhubungan, perbandingan, pertentangan dan sebagainya justru memudahkan saya untuk menulis tanpa keluar dari jalur.

Saat ini sudah hari ke 18, semangat saya masih terjaga. Kakak dan teman saya rela mengintip di belakang saya saat mengetik hanya untuk membaca kelanjutan ceritanya. Sudah mencapai 33K. Sedikit lagi, saya mencapai finish meski tak yakin apa akan tamat. Karena cerita di kepala saya masih sangat panjang untuk diterjemahkan.


Dan satu lagi gebrakan novel tahun ini. saya mencampur dua bahasa. Tadinya saya mau memakai English saja, tapi ternyata tidak memungkinkan ketika vocabulary phrase saya masih sangat minim. Saya juga baru tahu kalau bahasa Indonesia itu menggunakan lebih banyak kata dibandingkan bahasa Inggris sehingga kalau kita menulis dalam bahasa Inggris sebanyak 4000 kata, maka itu sama dengan 5000-6000 kata dalam bahasa Indonesia. Belum lagi English yang saya gunakan sama sekali jauh dari bahasa formal.

Semua adalah proses belajar. Semoga saya berhasil mencapai 50 K di akhir Januari ini. Membuktikan bahwa kemampuan mengetik masih baik dan kemampuan menulis masih tersisa... Haduuh, tersisaaa ;)

*****