16 Januari 2014

Bakat, Otodidak & Pendidikan Formal

Suatu saat saya mengira menulis adalah sesuatu yang mudah dan hanya memerlukan bakat untuk melakukannya. Bakat untuk memindahkan apa yang ada dalam pikiran, diekspresikan dengan tulisan agar bisa dibaca orang lain seakan-akan merasakan apa yang dirasakan oleh si penulisnya.


Dan saat banyak orang menyarankan saya menjalani pendidikan khusus di dunia tulis menulis, saya sedikit skeptis. Entah apa yang membuat mereka menyarankannya ketika saya merasa usia sudah tak lagi muda. Toh tanpa belajar secara khusus, saya bisa menghasilkan tulisan dengan beragam tema, fiksi dan nonfiksi yang sebagian diterima dengan baik oleh banyak pembaca.


Memang ada beberapa pembaca yang sering memberi kritik. Tapi untuk saya, biar saja. Bukankah kritik itu bisa membangun karakter seseorang? Selama kritik itu bersifat positif, saya selalu berusaha menerima dengan baik.


Ketika akhirnya saya menjalani pendidikan formal tersebut, lebih karena motivasi ekonomi. Ya di negeri ini, masih belum bisa menerima seseorang dengan keilmuan yang didapat secara otodidak untuk dipercaya dalam sebuah bidang tertentu. Memang menjadi penulis adalah pekerjaan yang bersifat tidak mengikat, tapi tetap saja faktor pendidikan menjadi salah satu poin penting.


Sebagai contoh, saya pernah menulis tentang artikel mengenai pola pengasuhan anak yang dituangkan menurut pengalaman pribadi saya. Artikel tersebut ditolak dengan alasan kurang bersifat ilmiah. Namun masih dalam bulan yang sama, di majalah yang sama, saya menemukan artikel yang membahas hal yang sama dengan pemecahan yang kurang lebih pun sama. Perbedaannya, si penulis adalah seorang psikolog.


Itu salah satu contoh saja. Mungkin kalau ditelisik lebih dalam, beberapa penulis otodidak pun merasakan hal yang sama seperti saya. Sudah jadi rahasia umum, beberapa profesi tertentupun hanya dibagi untuk kalangan tertentu meski orang-orang tersebut, yang sempat mengenyam dunia pendidikan formal, tidak menghasilkan karya bermutu.


Hanya saja, setelah terjun langsung dalam pendidikan yang saya jalani. Justru ada banyak hal berbeda yang saya temukan. Secara garis besar, apa yang saya pelajari di dunia pendidikan formal banyak membantu dan mengembangkan cara saya menulis. Bahasa-bahasa ilmiah kini pun akrab di telinga saya, hingga ketika diminta menulis untuk tema tertentu, dengan mengikuti pola yang diajarkan, saya bisa lebih mudah mengembangkan ide. Kalau dulu, perlu hitungan hari, sekarang hanya dalam hitungan jam.


Bakat memang sangat penting, karena menulis adalah seni yang lebih banyak menggunakan hati dan pikiran. Tapi jika bakat itu tidak diasah dan dilatih, maka kesempatan untuk berkembang dengan baik pun akan berkurang.


Belajar secara otodidak juga sangat baik, tapi hal-hal baku yang menjadi aturan biasanya diajarkan di dunia pendidikan formal, sehingga kadang-kadang inilah yang menjadi kesulitan bagi para pelajar otodidak. Langkah mereka tersendat untuk mempelajari hal-hal baku yang asing padahal mereka yang telah mempelajarinya di dunia pendidikan formal terus melangkah maju ke depan, meninggalkan para pelajar otodidak. Bahkan bakat paling baik pun akan tertinggal jauh jika terus menerus dihalangi.


Bakat yang disertai dengan pengetahuan formal, akan lebih mudah menemukan jalan yang tepat untuk mengarahkan langkahnya. Karena dalam dunia formal tersebut, ada banyak hal yang mengajarkan kemudahan untuk membuat si pemilik bakat mengoptimalkan kemampuannya. Memang benar, ada beberapa orang yang mengenyam pendidikan tetap tidak bisa mengembangkan dirinya menghasilkan karya terbaik. Tapi itu terjadi lebih karena faktor diri pribadi.


Untuk saya secara pribadi, kritik yang selama ini menjadi masukan menjadi cara saya untuk mempelajari kekurangan saya. Dan melalui pendidikan yang saya raih, saya memperoleh pengetahuan bagaimana menemukan gaya bahasa yang tepat untuk mengekspresikan diri dengan kritikan yang seminimal mungkin. Saya berusaha untuk mengimplementasikan keinginan semua pembaca melalui sebuah karya yang bisa diterima oleh semuanya. Melalui pendidikan inilah, saya jadi tahu cara yang tepat untuk itu.


Jadi jangan skeptis memandang dunia pendidikan formal dalam bidang apapun. Semakin anda mengenyam pendidikan, akan semakin banyak pengetahuan baru untuk mengembangkan diri anda sebagai pribadi yang lebih baik.

Tidak ada komentar: