Tak lengkap jika tak membahas soal ngabuburit saat bulan Ramadan, atau bulan puasa. Saat-saat menjelang berbuka puasa ini seringkali menjadi terasa lebih lama dan lebih berat dibandingkan ketika masih pagi atau siang hari. Entah mengapa, mendadak telinga menjadi sensitif mengira suara hentakan seperti suara beduk, orang berbicara saja bisa disangka hendak memulai suara adzan, bahkan mata dan hati seringkali salah paham mengira jam di dinding sudah mati karena saat ditatap tak bergerak-gerak juga.
Itu bukan salah telinga, mata atau hati. Tapi itu karena kekuatan hawa nafsu yang sedang bergejolak di antero tubuh manusia. Kalau tak sanggup bertahan, habislah… Hawa nafsu yang berkuasa dan batallah puasa bahkan sebelum waktu Magrib tiba.
Karenanya, banyak orang mencari cara jitu agar tetap bisa bertahan hingga akhir. Meski di saat-saat terakhir itu menjadi saat-saat terberat, tapi bukan berarti kita tak bisa menikmatinya.
Banyak media hiburan yang saat ini memberikan ruang agar waktu bisa berlalu tak terasa. Dengan menonton televisi, drama, film atau mendengar radio, akan membuat seseorang terhibur dan mampu bertahan tanpa mempedulikan waktu. Tapi, hati-hati, pilihlah program acara yang tidak membuat puasa batal. Menonton drama atau film juga baik, tapi banyak loh adegan dalam drama atau film yang bisa membatalkan puasa bagi mereka yang menontonnya. Jadi pilih dengan baik sebelum memutuskan untuk ngabuburit dengan menonton.
Cara yang lain adalah dengan menghabiskan waktu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Kalau tak bisa memasak, membantu menyiapkan peralatan makanan adalah cara asyik untuk setidaknya… mendapat spoiler makanan dan minuman yang akan disantap nanti. Bukankah itu salah satu cara membuat hati semakin kuat untuk terus bertahan?
Tapi, kalau bosan berdiam diri di rumah, maka pilihan untuk berkendara sore-sore sambil mencari takjil untuk pelengkap berbuka puasa adalah pilihan ngabuburit yang juga asyik. Hanya saja, pilihan ngabuburit yang satu ini ternyata menjadi pilihan bagi banyak orang juga. Maka tak heran, menjelang sore hari biasanya lalu lintas dimana-mana macet dan penuh dengan kendaraan. Belum lagi ditambah mereka yang berhenti untuk membeli takjil. Jika tak begitu ingin mengalami kemacetan atau berpadat-padat ria di jalan, mungkin sebaiknya dipertimbangkan lagi.
Bukan berarti, berkendara juga tak bisa asyik. Kalau punya banyak waktu, sebaiknya datangi tempat-tempat rekreasi seperti tepi pantai atau alun-alun. Biasanya di bulan Ramadan juga ada Pasar Ramadan di alun-alun yang juga menyediakan berbagai rekreasi untuk dewasa maupun anak-anak. Akan sangat menyenangkan jika bisa ngabuburit santai sambil menghibur diri atau mencari takjil.
Kalau tak suka keluar rumah, ada lagi yang bisa dilakukan walaupun tak ke mana-mana. Banyak orang memilih untuk mengakses media sosialnya dan bertegur sapa dengan sesama warga dunia maya. Tapi, untuk yang satu ini, harus berhati-hati karena kalau tak menjaga diri malah membuat puasa menjadi batal atau makruh. Apalagi kalau sedang membahas keburukan orang. Mungkin tujuannya hanya berkeluh kesah, tapi kalau menceritakan keburukan orang secara terbuka dan memancing emosi yah sama saja berghibah.
Lebih baik, gunakan media sosial saat ngabuburit itu untuk tujuan hobi. Misalkan yang hobi fotografi maka akseslah media yang membahas soal fotografi, atau bagi yang suka memasak, ini kesempatan untuk menemukan resep-resep masakan terbaru.
Melakukan hobi di sore hari, terutama yang menuntut energi yang lebih, biasanya menjadi pilihan bagi mereka yang ingin tetap bisa menikmati waktu untuk hobi mereka. Berolahraga seperti bermain basket, bulutangkis, senam atau berlari bisa dilakukan menjelang berbuka puasa, sehingga tubuh yang membutuhkan cairan dan asupan energi dari makanan akan bisa mendapatkan kembali tepat setelah berbuka puasa tiba.
Membaca buku, atau menulis juga bisa dilakukan menjelang berbuka puasa. Karena melakukan hobi biasanya akan membuat seseorang asyik saja melewati waktu tanpa memikirkan beratnya berpuasa sepanjang hari.
Cara asyik lainnya adalah melakukan kegiatan bakti sosial. Dengan tujuan untuk berbagi bagi sesama, membantu orang lain dan melakukan kegiatan positif untuk diri sendiri, maka cara ngabuburit ini juga tak bisa dilewatkan begitu saja. Sekarang sudah banyak lembaga sosial bahkan yang bersifat spontanitas yang mencari relawan-relawan untuk membantu sesama. Di kampus juga sudah banyak UKM-UKM yang melakukan kegiatan ini secara rutin.
Namun, ngabuburit terbaik tentu saja mengisinya dengan mencari tambahan pahala sebanyak mungkin. Bertadarus, membaca Al Qur’an, memahami tafsir, mendengar kajian atau ceramah adalah cara terbaik untuk menghabiskan waktu saat ngabuburit. Tidak hanya menambah ilmu, tapi juga akan semakin mendekatkan diri kita pada Allah SWT.
Apapun pilihan untuk ngabuburit yang dilakukan, pilihlah kegiatan yang benar-benar bermanfaat tak hanya untuk sekedar menunggu waktu berbuka puasa, tapi juga untuk membangun diri sendiri menjadi muslim yang lebih baik. Dengan ngabuburit asyik yang positif, semoga kualitas keimanan sebagai muslim pun menjadi terasah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar