11 Juni 2017

Manfaatkan THR (Tunjangan Hari Raya) Agar Berkah.

Manfaatkan THR (Tunjangan Hari Raya) Agar Berkah.

Setiap pekerja atau karyawan di perusahaan berhak mendapat Tunjangan Hari Raya atau THR ketika sedang merayakan hari raya agamanya masing-masing, apabila telah memenuhi persyaratan masa kerja 1 (satu) bulan atau lebih secara terus menerus. Seluruh pekerja dengan status apapun, entah dia karyawan tetap, kontrak atau paruh waktu, semuanya berhak mendapatkan THR. Peraturan ini tertera dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Buruh/Pekerja di Perusahaan.


Hanya saja, Tunjangan Hari Raya yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal sebagai penopang biaya-biaya pengeluaran untuk hari raya kadang-kadang terasa kurang bahkan cenderung digunakan untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan hari raya sama sekali.


Padahal jika saja pandai dan konsisten dalam memanfaatkan THR, selain bisa membuat hari raya bisa dijalani dengan lancar dan penuh sukacita, bukan tidak mungkin THR pun bisa menjadi kesempatan untuk bisa menabung atau berinvestasi.


Hal paling penting dalam memanfaatkan THR adalah menentukan Anggaran Belanja. Besaran angka Anggaran Belanja ini gunanya untuk membatasi jumlah seluruh pengeluaran agar tidak melebihi batas jumlah THR. Dengan cara ini, setidaknya akan menjadi ring awal pencegahan pemakaian dana lain atau hutang tambahan.


Anggaran Belanja biasanya ditentukan berdasarkan pengeluaran keseluruhan. Jadi, sebaiknya buat daftar pengeluaran yang terencana sebelum mulai menggunakannya. Dengan memasukkan semua yang akan dibeli atau dibayar, Anda akan mendapatkan gambaran besar total biaya seluruhnya, sehingga jika tidak cukup maka bisa melakukan cara-cara penghematan yang bisa disesuaikan dengan keadaan. Bahkan, Anda juga harus memperhitungkan biaya-biaya tambahan saat Ramadhan tiba seperti acara buka puasa bersama, menu makanan yang bertambah dan lain sebagainya yang berkaitan.


Setelah membuat daftar pengeluaran, langkah selanjutnya adalah membayar kewajiban utama sebagai seorang muslim, yaitu membayar zakat-zakat. Perhitungkan juga zakat tambahan untuk kedua orangtua atau keluarga yang belum menikah jika mereka tidak bekerja. Untuk sedekah, meski aturannya sunnah, tapi sebaiknya keluarkan juga minimal 2,5% dari pendapatan untuk berbagi dengan sesama muslim yang membutuhkan.


Berikutnya adalah melakukan penghematan dan sebisa mungkin meminimalkan pengeluaran yang tidak terlalu penting.


Cara penghematan pertama adalah membatasi jumlah pengeluaran untuk belanja keperluan sandang Lebaran seperti pakaian, sepatu dan lain sebagainya. Bisa dengan memanfaatkan barang lama yang masih bagus atau dengan membeli jauh hari sebelumnya saat harga-harga belum naik. Menjelang Lebaran, harga-harga di toko cenderung meningkat tajam.


Anda juga bisa membuat kue atau makanan sendiri untuk menghemat biaya pengeluaran untuk menyambut para tamu yang datang. Sekarang banyak resep-resep praktis dan mudah diikuti yang tinggal searching di internet. Tapi Anda juga harus siap membuat investasi baru berupa alat-alat masak atau perlengkapan di dapur, dengan biaya yang lumayan. Walaupun demikian, perlengkapan tersebut akan berguna untuk lebaran-lebaran berikutnya.


Cara menghemat kedua yang bisa dilakukan adalah memilih hadiah, oleh-oleh atau buah tangan sebagai pemberian di hari Lebaran yang bermakna dan memang sangat berguna. Selain bisa menghemat dana karena mengutamakan makna pemberian dibandingkan harganya, manfaat pemberian juga akan jauh lebih berguna untuk si penerima.


Tradisi yang paling sering dilakukan di Indonesia adalah pemberian uang saku untuk anak-anak. Cara ini juga lebih hemat dan mudah karena tidak perlu repot mencari hadiah, cukup dengan memasukkan uang dengan jumlah yang diinginkan ke dalam kantung kertas yang unik. Anak-anak juga lebih menyukai cara ini karena mereka bisa membeli apapun yang diinginkan dari uang tersebut.


Tetapi, cara pemberian angpau tidak disarankan untuk orang dewasa. Sebaiknya untuk usia dewasa, pilih benda-benda yang berhubungan dengan ibadah seperti sajadah (ada yang ukuran kecil, cocok untuk traveling), Al Qur’an mungil dan lain sebagainya. Selain itu, bisa juga memberikan hadiah kue-kue lebaran atau hantaran makanan ringan yang bisa dijadikan santapan saat Lebaran.


Namun, bukan berarti memberi hadiah adalah kewajiban yang harus dilakukan. Jika dana terbatas, bukan berarti kesempatan untuk berkumpul bersama di bulan penuh berkah dan sukacita hilang begitu saja. Kita bisa melakukan cara lain untuk memanfaatkan hari Lebaran menjadi ajang silaturahmi yang spesial dengan merencanakan acara piknik, makan atau kumpul bersama seluruh keluarga.


Cara potluck meal atau membawa makanan atau minuman dari rumahnya masing-masing adalah  salah satu jalan keluar mengatasi biaya konsumsi dalam acara kumpul keluarga. Bahkan cara ini jauh lebih seru karena bisa memperkenalkan masakan khas masing-masing anggota keluarga.


Memilih tempat di salah satu rumah yang cukup besar untuk dijadikan ajang kumpul keluarga juga bisa menjadi pertimbangan agar tidak menghabiskan biaya transportasi atau sewa tempat. Apalagi di hari raya, hampir semua tempat dipenuhi oleh orang-orang yang ingin memanfaatkan waktu libur secara bersamaan.


Kalau hal itu tidak memungkinkan, pilihlah tempat-tempat yang murah meriah tapi cukup untuk menampung seluruh keluarga. Jika ingin menikmati suasana berbeda, bisa saja disepakati untuk mengadakan tabungan bersama agar bisa mengatasi masalah pembiayaan sejak beberapa bulan sebelum hari raya tiba.


Selanjutnya, Lebaran selalu identik dengan mudik. Tapi mudik butuh biaya yang tidak sedikit. Apalagi di saat yang sama ada jutaan penduduk Indonesia yang juga melakukan hal yang sama. Tidak heran, harga tiket atau biaya transportasi antar daerah meningkat tajam. Selain itu, persaingan untuk meraih tempat terbatas dalam kendaraan pengangkut semakin menjadikan mudik sebagai saat dimana Anda harus siap mengeluarkan biaya yang besar.


Karena itulah, meski THR belum diterima, mau tidak mau Anda harus melakukan booking kendaraan pengangkut jauh-jauh hari sebelumnya. Kereta Api menjadwalkan mundur 90 hari sebelum hari H, tapi armada lain seperti pesawat udara bisa mundur hingga satu tahun sebelumnya. Inilah saat Anda menggunakan biaya cadangan untuk melakukan pembayaran tiket. Tetapi, saat THR diterima, segera kembalikan dana cadangan tersebut.


Perhitungkan juga biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi selama mudik. Ingatlah, bahwa di hari raya biasanya semua biaya-biaya tersebut di atas mengalami peningkatan hingga 100%. Jika pembiayaan ini ternyata membuat dana THR tidak mencukupi, mungkin sebaiknya Anda harus mempertimbangkan kembali rencana mudik. Bisa juga dengan membuat rencana mudik setiap dua atau tiga tahun saja atau melakukan mudik bergantian. Tahun ini mungkin Anda yang datang, tapi tahun berikutnya saudara atau keluargalah yang bertandang ke rumah Anda.


Jika THR masih tersisa, maka bisa disiapkan untuk biaya kurban saat Idul Adha yang hanya selisih kurang lebih 3 bulan dari Idul Fitri. Hal lainnya adalah merencanakan pembiayaan atau investasi yang selama ini tertunda karena ketiadaan dana. Dan terakhir, menyimpan untuk rencana Idul Fitri tahun depan sebagai dana cadangan.


Jangan lupa untuk menambahkan biaya tak terduga untuk mengantisipasi kenaikan harga yang biasa terjadi menjelang hari raya. Rencana pengeluaran yang telah dibuat juga harus disimpan untuk keperluan tahun depan, tentu dengan perubahan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

CONTOH PEMBAGIAN PENGELUARAN THR




Bagan di atas adalah salah satu contoh daftar rencana pengeluaran. Perhitungkan daftar rencana pengeluaran sesuai dengan kondisi masing-masing.

*****


Sumber informasi:

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 06 Tahun 2016, www.expat.or.id https://www.expat.or.id/info/Peraturan-MenteriTenagaKerja-06-2016-THR.pdf, diambil tgl 12 Juni 2017

Tidak ada komentar: