26 Mei 2014

Monas, Ikon di Jantung Jakarta

Pada hari minggu kuturut Ayah ke kota
Naik delman istimewa kududuk di muka
Sayangnya… tadi saat berkunjung ke Monas, tak ada bayangan delman yang saya lihat. Atau mungkin karena di bagian tempat tadi saya menghabiskan minggu pagi bersama keluarga memang delman tak diizinkan.
Hari minggu ini saya diajak suami berolahraga sekaligus berekreasi ke Monas. Jantung ibukota ini berada tak jauh dari rumah saya. Hanya sekitar sepuluh menit berkendara. Walaupun begitu dekat, saya jarang sekali datang. Biasanya akhir pekan diisi dengan kesibukan yang tidak bisa saya lakukan di hari kerja karena sebagian jam saya sangat berhubungan dengan jam pulang sekolah anak-anak.
Monas adalah tempat hiburan rakyat yang gratis. Namun tetap saja, kita harus menyiapkan uang untuk parkir kendaraan. Kalau ingin parkir resmi, maka parkir di IRTI. Tapi kalau yang tidak resmi, setiap weekend, di dekat pintu masuk Monas, selalu ada para tukang parkir dadakan dengan pembayaran parkir di muka alias langsung bayar dengan tarif rata-rata 5.000 per motor, dan 10.000 per mobil.
Di depan pintu masuk kecil yang hanya cukup untuk dua orang, banyak penjual makanan dan minuman asongan. Mulai dari bakpao, soto ayam, bubur ayam, dll. Kalau berencana untuk berkeliling, bawalah air minuman dalam botol untuk persediaan, karena saat di dalam yang banyak beredar adalah penjual es teh. Saya tidak menjamin kebersihan es teh yang dijual di Monas, karena pernah menyaksikan sendiri es yang mereka pakai itu diletakkan di tanah begitu saja, dan jangan tanya bagaimana prosesnya karena saya sampai bergidik melihatnya.
Kalau tidak percaya dengan informasi ini, coba anda berjalan dari arah pintu masuk Monas-Gambir dekat halte busway Gambir dan berjalanlah menyusuri bagian sisi dekat pagar lurus karena sepanjang bagian yang sepi itulah para penjual es teh ‘meramu’ es teh buatan mereka.
Di dalam Monas sendiri, selain bisa melihat Jakarta dari ketinggian 132 meter dan melihat diorama di bagian bawah Museum Nasional, di sekitar area Monas sendiri banyak keramaian. Banyak penjual cenderamata berlogo Monas, mulai dari gantungan kunci sampai miniatur Monas. Ada juga penjual kaos Monas dan topi bahkan boneka. Jika ingin mengabadikan momen rekreasi, juga banyak tukang potret keliling yang bisa membantu mengarahkan gaya dan memotret anda. Tarifnya sekitar 20-30 ribu, tergantung negosiasi anda. Kalau banyak, mungkin lebih murah.
Seperti tempat wisata lain di Jakarta, ada beberapa badut yang bisa anda ajak ikut berfoto bersama. Tapi jangan lupa untuk menyelipkan beberapa rupiah ke dalam kotak di depan badut-badut itu. Tarifnya ya terserah anda… Berapapun diberi, si badut takkan marah kok. Oh ya, kalau punya nyali besar, maka cobalah cari ‘keluarga pocong’ yang juga ada di sekitar para badut itu. Bukan pocong beneran loh ya… hanya pocong-pocongan yang bisa diajak berfoto. Sama seperti para badut, si pocong pun meminta bayaran untuk menemani berfoto.
Hmm… selain itu, kita juga bisa bermain layangan. Tidak perlu bawa dari rumah. Di sekitar Monas, banyak penjual layangan, mulai dari 5 – 30 ribu. Sayang, kadang-kadang angin kurang bersahabat di beberapa bagian. Jadi sebelum bermain, pastikan posisi tersebut sudah baik untuk bermain layangan.
Kalau ingin bersepeda, di sini tempatnya… selain puas dan gak perlu kuatir jam car free day yang terbatas, tersedia pula penyewaan sepeda untuk berbagai usia dan kebutuhan. Harganya mulai dari 10.000 sampai 50.000 rupiah per setengah jam. Pilihan sepeda mulai dari yang manual sampai yang listrik pun ada. Untuk sendiri sampai tiga orang pun ada. Ingin membonceng ataupun sama-sama mengayuh. Semua pilihan lengkap.
Sebenarnya masih banyak sekali pilihan kegiatan yang bisa dilakukan di Monas. Apalagi di hari libur, biasanya banyak acara untuk publik yang diadakan di Monas, seperti pameran, promosi produk (seperti sebuah produk es krim beberapa minggu lalu) atau event olahraga.
Ada juga bus tingkat khusus untuk wisata Jakarta yang khusus stopnya di Halte Monas. Tapi malas dengan antrian super panjangnya kalau weekend begini, jadi kami cuma lirik-lirikan saja dari jauh. Tapi kalau mau naik, jangan langsung ke bisnya yang mangkal dan berjejer rapi di dalam monas, tapi ke Halte Monas.
Monas termasuk salah satu tempat wisata di Jakarta yang sedikit lebih murah dibandingkan tempat wisata lain. Kecuali kalau anda sekaligus ingin berbelanja, nah ini lain lagi budgetnya. Tapi Monas sebagai ikon dari Jakarta adalah sebuah tempat yang wajib dikunjungi.
Nama Lapangan Monas
Tempat Wisata Utama Monumen Nasional, Museum Sejarah Nasional & Tugu Monas
Transportasi Busway : Koridor 1 Blok M – Kota (Rp. 3500)
Keadaan Halaman terbuka untuk umum,
Museum Sejarah Nasional (Tertutup, BerAC) & Tugu Monas (tertutup)
Saran Kunjungan
  1. Bawalah topi atau payung, karena di Monas tidak ada tempat berteduh jika hujan atau panas.
  2. Bawalah minuman dalam botol saat berkeliling
  3. Berhati-hati dengan jajanan makanan dan minuman yang ada
  4. Tawarlah barang-barang yang dijajakan oleh para penjual kaki lima karena harganya bisa dua kali lipat lebih murah daripada yang djual.
  5. Karena cukup luas, jika tidak kuat berjalan maka sewalah sepeda yang banyak terdapat di sekitar halaman Monas.
Website info Monumen Nasional