Seperti biasa pilihan tontonan minggu ini dipilih oleh Kakak, si spesialis Kpop dan Kdrama Blogger itu. Menurutnya cerita drama ini cocok untuk saya. Karena dia sahabat yang selalu mendengar cerita-cerita tentang Emaknya yang kembali kuliah setelah 16 tahun, tentu saja dia langsung tahu kalau drama ini cocok untuk saya.
Balik ke Twenty Again, kita akan menemukan sosok Ha No Ra yang tipikal perempuan kebanyakan. Ibu rumah tangga berusia 38 tahun, dengan satu anak berusia 20 tahun. Hidupnya hanya seputar suami dan putra. Seluruh dunianya adalah mereka, termasuk penyebabnya kembali kuliah. Sementara suaminya adalah suami yang ‘pandai’ memanfaatkan kepolosan istrinya. Satu-satunya putra mereka, seperti biasa cenderung meniru Ayahnya dan menganggap ibunya tak lebih dari seorang pengurus rumah tangga alias acuh tak acuh pada orangtuanya.
Saat di episode awal, kita akan melihat perjuangan Ha No Ra beradaptasi dengan lingkungan kampus. Sampai di sini, saya benar-benar dibuat tergelak sendiri. 100% sama dengan apa yang saya alami saat kembali ke kampus. Tiap masuk kelas baru, di setiap semester baru... saya pasti dikira dosen atau tutor. Tidak punya teman, karena semua merasa canggung berbincang dengan teman seusia ibu mereka. Sulit bersikap ‘tidak terlihat’ karena orang tua yang masih kuliah itu masih terlihat aneh, bahkan di negara yang katanya sudah terbiasa dengan mahasiswa-mahasiswi berusia tua.
Ha No Ra, wanita ini berusaha seperti itu. Ia melewati periode di mana ingin menampilkan dirinya seperti biasa, lalu berusaha tak terlihat dan akhirnya mengerti bahwa hal terbaik adalah menjadi diri sendiri. Sementara itu, Ha No Ra juga harus berjuang keras menyelamatkan pernikahannya yang tinggal menunggu waktu. Usai semester baru, Ha No Ra dan suaminya akan resmi bercerai.
Keinginan Ha No Ra sebenarnya hanya ingin merasakan dunia kampus yang asing baginya karena menikah dan punya anak di usia muda sebelum ia meninggal dunia setelah diagnosis salah yang dilakukan dokter, dan juga untuk mengimbangi suaminya yang seorang dosen psikologi yang cukup ternama. Namun siapa sangka, dunia baru yang ia masuki membuat ia menemukan banyak hal yang tak pernah ia sadari.
Salah satu adegan menyedihkan adalah adegan saat Ha No Ra menangis di panggung di mana ia baru saja tampil menari setelah 20 tahun berlalu. Tangisannya begitu pilu karena Ha No Ra menyadari apa yang dirampas oleh waktu selama 20 tahun ini. Impiannya menjadi penari, sesuatu yang dulu pernah menjadi cita-citanya. Ia tahu ia tak mungkin kembali ke masa itu, ke masa di mana ia masih bisa mengejar impiannya. Setelah 20 tahun, dalam usianya sekarang, hal itu jelas sesuatu yang tidak mungkin. Mungkin adegan ini sulit dipahami, kecuali mereka yang mengalami seperti saya. Bahwa impian sederhana bisa begitu berharga setelah berpuluh tahun berlalu dan peneyesalan karena tak cukup berusaha meraihnya di saat yang tepat.
Intrik terjadi ketika Ha No Ra bertemu teman SMUnya yang menyimpan perasaan selama 20 tahun padanya. Ha No Ra yang polos karena dunia pergaulannya yang sempit tak memahami mengapa Cha Hyun Seok bersikap arogan padanya lalu tiba-tiba menjadi berbalik sikap.
Sementara Cha Hyun Seok, lelaki yang memilih tetap membujang meskipun asistennya begitu menyukainya, penasaran dengan kehidupan Ha No Ra, gadis yang menjadi cinta pertamanya. Gadis yang pernah dianggapnya telah bersikap jahat karena pergi dengan begitu tiba-tiba meninggalkan segalanya termasuk neneknya, satu-satunya anggota keluarga Ha No Ra yang tersisa. Namun perubahan besar pada gadis yang kini berubah jadi wanita itu membuat rasa ingin tahu Cha Hyun Seok menuntunnya masuk dalam kehidupan Ha No Ra.
Cha Hyun Seok, menjadi sahabat yang mengembalikan kenangan Ha No Ra pada kehidupan SMU yang penuh energi, semangat dan antusiasme. Bak seorang Kakak, dia juga melindungi, membantu bahkan menasihati Ha No Ra. Lain kali ia menjadi pengganti Nenek Ha No Ra, menemaninya dalam kesedihan dan mengurusnya saat sakit. Cha Hyun Seok memperkenalkan Ha No Ra pada dunia asing yang belum pernah dikenal Ha No Ra. Dunia seorang wanita yang dicintai.
Sedangkan suami Ha No Ra, Kang Min Chul, yang sebenarnya telah menandatangani perjanjian perceraian, mulai merasa terusik dengan kehadiran Cha Hyun Seok. Padahal ada kekasih gelapnya, sesama dosen, yang juga sedang menanti perceraian itu. Kang Min Chul mulai berpikir untuk membuat kehidupan lamanya, hidup di antara dua wanita, sebagai kehidupan yang harus ia dapatkan lagi. Walaupun akhirnya, ia memakan getah dari perbuatannya. Hampir saja ia hancur oleh kekasih gelapnya sendiri kalau bukan karena pertolongan Cha Hyun Seok.
Ada juga anak lelaki Ha No Ra, Min Soo yang terbiasa diperintah Ayahnya. Seperti Ha No Ra, Min Soo juga melalui periode di mana ia harus mencari jati dirinya. Min Soo tadinya tak tahu kalau ibunya kuliah lagi dan betapa terkejutnya dia ketika tahu kalau ibunya sekelas dengan kekasihnya. Dalam perjalanan waktu, Min Soo tahu soal perceraian orangtuanya. Betapa sedihnya dia saat mengetahui cerita yang sebenarnya dari Ra Yoon Young, sahabat karib Ibunya. Tentang kesedihan Ha No Ra saat didiagnosis kanker, saat menandatangani surat perjanjian bercerai, bahkan soal kucing-kucingan yang dilakukan ibunya agar tak ketahuan dirinya. Min Soo berubah dari anak super cuek menjadi peduli dan akrab dengan ibunya. Salah satu yang lucu adalah ketika mereka sama-sama pulang terlambat, bukannya marah Ha No Ra malah melindungi putranya.
Min Soo juga menyadari kalau ia tak ingin menjadi seperti yang sekarang ia lakukan. Min Soo yang akhirnya jatuh cinta dan pacaran pada teman kuliahnya, akhirnya memutuskan berhenti kuliah dan mencari tahu apa yang ia inginkan. Tak jelas apa yang menjadi pilihan Min Soo. Tapi seperti ibunya, Min Soo memilih dunia seni sebagai pilihan hidupnya dan tinggal di luar negeri. Perbincangan pendek dengan Ibunya di akhir serial, membuat kita tahu betapa bahagianya kehidupan Min Soo setelah menemukan apa yang ia inginkan.
Perjalanan Ha No Ra kembali ke 20 tahunnya, membuat ia menyadari banyak hal. Salah satunya adalah mencintai seseorang memang penting baginya, tapi hidupnya lebih penting. Mempertahankan cinta dengan memaksanya tetap bersama bukanlah cinta, tapi obsesi. Menilai diri sama berharganya dengan orang lain adalah penting untuk mendapatkan kebahagiaan. Ha No Ra tak mau memaksakan cinta namun tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk cintanya.
Selain itu, Ha No Ra juga sadar kalau ia tak punya tujuan yang jelas saat memutuskan kuliah dan itulah sebabnya ia memilih keluar. Ia menjalani pilihannya untuk meneruskan toko kue beras Neneknya yang selama ini diambil alih oleh Cha Hyun Seok. Berkat bantuan sahabatnya saat kuliah, Ha No Ra yang suka menggambar akhirnya memposting karya pertamanya di webtoon dan direspon dengan baik oleh pembaca.
Akhir cerita Ha No Ra mengetahui kalau Cha Hyun Seok sungguh-sungguh mencintainya dan ia pun mencintai lelaki itu, jauh sebelum ia bertemu suaminya dan menikah. Mereka pun menjadi sepasang kekasih, tapi Ha No Ra dan Cha Hyun Seok menjalaninya dengan santai selayaknya dua orang yang jatuh cinta di usia pubertas mereka 20 tahun lalu. Mereka memilih untuk menikmati segala hal sederhana yang dulu tak pernah mereka jalani. Makan bersama, bergandengan tangan dan berpiknik sambil membaca dan mendengarkan lagu.
Begitupun mantan suami Ha No Ra dan kekasih gelapnya, mereka juga kembali menjadi pasangan. Hanya kali ini mereka ingin menjalani hubungan dengan jujur, saling terbuka dan tidak menutupinya dengan kebohongan atau kepura-puraan.
Banyak pesan yang disampaikan dalam drama ini, termasuk mengupas realitas tentang kehidupan yang harus dipahami sebagai langkah untuk mengenal diri sendiri. Bahkan setelah usia menginjak angka menjelang 40 tahun, seseorang tak pernah boleh berhenti belajar. Belajar memahami jati dirinya sendiri, belajar memahami makna kehidupan itu sendiri. Karena cerita yang bahagia itu bukan di ujung perjalanan, tapi saat menjalani kehidupan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar