28 Desember 2014

Ketika Liburan Jadi Bencana


Sudah sering dapat info kalau terminal Kampung Rambutan itu seperti rimbanya para pencopet dan penjahat di saat malam, tapi berhubung niat awal adalah mengajari anak-anak untuk belajar naik kendaraan umum akhirnya berlibur bolak-balik non mobil pribadi, tapi alpa mengantisipasi kalau sampai tiba di terminal malam hari.

Baru sore hari menjelang magrib tiba, tapi suasana yang Emak kuatirkan terjadi. Dua kali ditodong goceng sama penjual-penjual makanan, karena duduk terpisah dari Ayah. Dan mereka kabur ketika Emak memanggil Ayah.

Pengamen bagai tak berhenti turun naik di tiap sepuluh menit, dan rata-rata mengucap kata-kata dengan ancaman terselubung. Emak bukannya tak ingin memberi, tapi takut membuka dompet.

Allah SWT menunjukkan hikmah jilbab panjang Emak. Jilbab itu berhasil menutupi tas kecil Emak yang penuh dengan ponsel-ponsel serta dompet milik Emak, Ayah dan anak-anak. Mata liar para calon pencopet yang Emak rasakan di belakang, ternyata tak mampu menemukan di mana tas Emak.

Meski akhirnya kecurigaan Emak terbukti, seorang perempuan muda berjilbab kehilangan dompet dan ponselnya dan ia duduk hanya satu langkah jauhnya dari Emak.

Saat turun, Allah sekali lagi membantu Emak. Tas berat yang Emak bawa, berisi oleh-oleh lebih dari 20 buah mangga apel dari Ibu mertua menjadi senjata ampuh melindungi anak-anak saat seorang lelaki berusaha meraih tas ransel Kakak.

Ah... sepatu high heel Emak pun sudah pindah ke tangan. Tapi orang itu sudah keburu kabur dan semua berhasil keluar dari bis umum dengan selamat, bahkan Ayah dan anak-anak malah tertawa-tawa. Menertawai nasib si pencoleng yang tak tahu, bahwa dibalik rok dan sepatu tinggi seorang Emak yang terlihat feminim ada wanita paling galak sedunia ketika keluarganya diganggu.

Just stay safe and always be careful, My Friends! 

Tidak ada komentar: