Sudah sering dapat info kalau terminal Kampung Rambutan itu
seperti rimbanya para pencopet dan penjahat di saat malam, tapi berhubung niat
awal adalah mengajari anak-anak untuk belajar naik kendaraan umum akhirnya
berlibur bolak-balik non mobil pribadi, tapi alpa mengantisipasi kalau sampai
tiba di terminal malam hari.
Baru sore hari menjelang magrib tiba, tapi suasana yang Emak
kuatirkan terjadi. Dua kali ditodong goceng sama penjual-penjual makanan,
karena duduk terpisah dari Ayah. Dan mereka kabur ketika Emak memanggil Ayah.
Pengamen bagai tak berhenti turun naik di tiap sepuluh
menit, dan rata-rata mengucap kata-kata dengan ancaman terselubung. Emak
bukannya tak ingin memberi, tapi takut membuka dompet.
Allah SWT menunjukkan hikmah jilbab panjang Emak. Jilbab itu
berhasil menutupi tas kecil Emak yang penuh dengan ponsel-ponsel serta dompet
milik Emak, Ayah dan anak-anak. Mata liar para calon pencopet yang Emak rasakan
di belakang, ternyata tak mampu menemukan di mana tas Emak.
Meski akhirnya kecurigaan Emak terbukti, seorang perempuan
muda berjilbab kehilangan dompet dan ponselnya dan ia duduk hanya satu langkah jauhnya
dari Emak.
Saat turun, Allah sekali lagi membantu Emak. Tas berat yang
Emak bawa, berisi oleh-oleh lebih dari 20 buah mangga apel dari Ibu mertua
menjadi senjata ampuh melindungi anak-anak saat seorang lelaki berusaha meraih
tas ransel Kakak.
Ah... sepatu high heel Emak pun sudah pindah ke
tangan. Tapi orang itu sudah keburu kabur dan semua berhasil keluar dari bis
umum dengan selamat, bahkan Ayah dan anak-anak malah tertawa-tawa. Menertawai
nasib si pencoleng yang tak tahu, bahwa dibalik rok dan sepatu tinggi seorang
Emak yang terlihat feminim ada wanita paling galak sedunia ketika keluarganya
diganggu.
Just stay safe and always be careful, My Friends!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar