09 Desember 2014

Cara Mengajarkan Anak Menabung

 

Ada Mama yang nanya "gimana ngajarin anak nabung setelah masuk SD dengan kebiasaan jajan yang terkadang sulit ditahan?"

Gampang... sesuaikan dengan apa yang disukai anak.

Contoh Abang, putra saya yang duduk di SD suka travelling dan semua yang terbang (bahkan serangga pun dia suka) karena itu saya tantang dia nabung beli helikopter besar selama 200 hari. 

Selama 200 hari itu dia belajar menyisihkan uang tabungannya untuk beli heli impiannya. Ketika terwujud, dia sudah terbiasa untuk tidak menghabiskan seluruh uang jajannya.

Untuk mempertahankan kebiasaannya, saya pancing lagi dengan reward yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang. Tentu dengan menyesuaikan kesenangannya. Sampai nanti dia terbiasa.

Tapi ini berbeda dengan Kakaknya yang remaja, yang sudah memasuki fase manajemen keuangan dengan sistem uang jajan mingguan dan telah mengenal Bank/Kantor Pos yang kebetulan ada di samping sekolahnya. 

Reward Kakak pun disesuaikan dengan keinginannya sendiri.

Sekedar tambahan untuk si TK-PraTK, biasanya ada tabungan sekolah, jadi biasakanlah dengan menabung setiap hari meski jumlahnya kecil. 

Biarkan si kecil yang membawa dan menabung, jangan Mamanya yang malah sibuk 🙂

Mungkin ada yang bilang percuma, karena dipakai untuk anak-anak lagi. Tapi ini anggapan yang salah. 

Perjalanan liburan atau ke luar negeri akan mengajarkan anak-anak mengenal dunia lebih luas dan bukan tidak mungkin menjadi titik balik untuknya menemukan tujuan hidup. 

Mendapatkan benda-benda mahal akan mengajarkan anak-anak bahwa tak ada yang tak mungkin didapatkan selama keinginan dilaksanakan dengan usaha. Secara tak langsung kita juga mengajarkan manajemen keuangan pada anak, antara menghabiskan untuk jajan dalam jumlah kecil tapi tidak meninggalkan bekas atau membeli sesuatu yang lebih besar dan bisa dipakai setiap hari atau meninggalkan kesan mendalam baginya.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: