Ada Mama yang nanya "gimana ngajarin anak nabung
setelah masuk SD dengan kebiasaan jajan yang terkadang sulit ditahan?"
Gampang... sesuaikan dengan apa yang disukai anak.
Contoh Abang, putra saya yang duduk di SD suka travelling dan semua yang terbang (bahkan serangga pun dia suka) karena itu saya tantang dia nabung beli helikopter besar selama 200 hari.
Selama 200 hari itu dia
belajar menyisihkan uang tabungannya untuk beli heli impiannya. Ketika
terwujud, dia sudah terbiasa untuk tidak menghabiskan seluruh uang jajannya.
Untuk mempertahankan kebiasaannya, saya pancing lagi dengan
reward yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang. Tentu dengan menyesuaikan
kesenangannya. Sampai nanti dia terbiasa.
Tapi ini berbeda dengan Kakaknya yang remaja, yang sudah memasuki fase manajemen keuangan dengan sistem uang jajan mingguan dan telah mengenal Bank/Kantor Pos yang kebetulan ada di samping sekolahnya.
Reward Kakak
pun disesuaikan dengan keinginannya sendiri.
Sekedar tambahan untuk si TK-PraTK, biasanya ada tabungan sekolah, jadi biasakanlah dengan menabung setiap hari meski jumlahnya kecil.
Biarkan si kecil yang membawa dan menabung, jangan Mamanya yang malah sibuk 🙂
Mungkin ada yang bilang percuma, karena dipakai untuk anak-anak lagi. Tapi ini anggapan yang salah.
Perjalanan liburan atau ke luar negeri akan mengajarkan anak-anak mengenal dunia lebih luas dan bukan tidak mungkin menjadi titik balik untuknya menemukan tujuan hidup.
Mendapatkan
benda-benda mahal akan mengajarkan anak-anak bahwa tak ada yang tak mungkin
didapatkan selama keinginan dilaksanakan dengan usaha. Secara tak langsung kita
juga mengajarkan manajemen keuangan pada anak, antara menghabiskan untuk jajan
dalam jumlah kecil tapi tidak meninggalkan bekas atau membeli sesuatu yang
lebih besar dan bisa dipakai setiap hari atau meninggalkan kesan mendalam
baginya.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar