05 Oktober 2013

Sakit dan Tujuan Hidup


Sakit itu ujian, ketika kita melewatinya dengan ikhlas, hadiah terbaik sudah disiapkan olehNya. 
Sakit itu alasan untuk berbuat terbaik di sisa waktu yang makin sedikit. 
Sakit itu alat agar tak menjadi bagian dari orang-orang merugi karena menyia-nyiakan waktu
Sakit itu kesempatan membuktikan bahwa ujian Allah tak menghentikan kita mencintaiNya. 
Sakit itu bukti kita manusia yang fana, yang tak boleh menyia-nyiakan kesempatan hidup di dunia. 
Sakit itu mengingatkan kita untuk mengajari orang yang kita cintai agar tak tergantung pada kita. 
Sakit itu hanya bagian dari hidup yang harus dilalui, sama seperti masalah yang lain. 


Bagian dari hidup manusia, bagian dari rencana Allah, bagian dari takdir. Carilah penyembuhnya, jalani selama itu halal untukmu. Jika sudah berusaha, jangan hanya berpasrah, dedikasikan hidupmu untuk berbuat kebaikan di dunia.
Obat terbaik itu adalah ketika banyak orang merasa 'terobati' dengan kehadiranmu.
Siapa yang takkan sedih ketika divonis mengidap penyakit tertentu? Masih untung kalau penyembuhnya hanya tinggal dioperasi dan makan obat... tapi bagaimana kalau kemungkinan timbul lagi pun tetap ada. Apalagi ketika diberitahu peluang kesembuhannya sangat kecil. 
Menangis, sedih, kacau dan tak tahu harus berbuat apa adalah respon wajar ketika menerima vonis dokter. Tapi apakah itu menyelesaikan masalah?
Hidup dengan tujuan memang penting. Penting untuk membangun semangat dan keinginan untuk tetap hidup. Tanpa tujuan, hidup takkan memiliki makna. Ada alasan setiap manusia yang dilahirkan di dunia, tapi tergantung pada manusianya itu sendiri, pada pilihan mereka... menjadi baik atau menjadi buruk. 
Tujuan, baik atau buruk, memang bisa menjadikan seseorang untuk memiliki alasan ia hidup setiap harinya. Namun, hasil akhirnyalah yang menentukan arah hidup selanjutnya. Hasil dari perbuatan baik menggiring seseorang menuju kebahagiaan, sementara hasil dari perbuatan buruk menggiring ke arah sebaliknya. 
Sakit, bisa saja hasil dari sikap hidup buruk, namun bukan tak mungkin tertimpa sakit hanyalah ujian yang sedang diberikan Allah SWT untuk melihat kemampuan hambaNya dalam menghadapi dan menyelesaikannya. Entah itu melaluinya dengan kecengengan, keputus asaan atau justru dengan melihatnya sebagai kesempatan yang baik untuk membuktikan diri sebagai hamba Allah yang baik.
Tak ada orang yang benar-benar sehat 100%, karena penyakit itu bentuknya macam-macam. Bahkan jiwa pun bisa sakit, bukan hanya tubuh semata. Hanya bedanya, banyak orang yang sakit tak sadar dia sakit, atau sadar dia sakit tapi menganggapnya tak sakit.
Kalau anda sedang tertimpa sakit, bersabarlah... ini adalah bagian dari hidup. Berikanlah waktu untuk berpikir dengan jernih, memikirkan solusi terbaik dengan langkah terbaik karena sehebat-hebatnya obat adalah obat untuk hati terlebih dahulu. 
Jangan takut pada kenyataan, bahwa kemungkinan terpisahkan dengan orang-orang yang anda sayangi. Ah... saya jadi ingat, saya pernah menangis membayangkan kalau operasi gagal dan saya akan meninggalkan tiga anak yang bahkan belum ada yang akil baliq saat itu. Saat itu, entah dari mana datangnya kesadaran itu, di malam sepi saat istikharah, saya yakin justru inilah kesempatan saya mengajarkan anak-anak pentingnya kemandirian dan memang sejak saat itu saya membiasakan (memaksakan) mereka untuk mandiri.
Sampai sekarang pun, ketika dokter memvonis soal penyakit, saya ya tenang-tenang saja... Selama saya menjalani kehidupan dengan sehat secara lahir dan batin, saya yakin Allah pasti memberi saya hadiah 'sehat'. 
Kalau ternyata memang sudah sampai di penghujung umur, ya tidak apa-apa... itu sudah takdir. Yang penting, selama menunggu 'panggilan akhir' itu, saya ingin mengisinya dengan sebaik-baiknya. 
Ternyata... justru sekarang saya jarang berobat. Padahal kesibukan saya meningkat 200% selama enam bulan terakhir. Tak ada hari kosong, tak ada jadwal santai lebih dari setengah hari. Berat badan menurun drastis sampai 6 kg, tapi gula darah saya stabil selama enam bulan terakhir. Kemarin, saya sempat anemia. sakit kepala dan pinggang karena sulit tidur dan makan akibat PMS. Tapi paginya setelah istirahat dan minum vitamin, saya bangun dengan bugar dan bisa kembali beraktivitas di komunitas Women's Care Raudah... Hari ini saya punya jadwal lain yang telah menunggu, pagi ini malah sempat berolahraga dan bermain bersama anak-anak. 
Bahkan 'sahabat-sahabat lama' lama saya seperti Tukang catat PAM dan PLN mengeluh sulitnya bertemu saya, tukang pos atau kurir yang terpaksa meminta nomor hp agar bisa bertemu dan bahkan tukang sayur keliling pun mengaku kangen melihat saya... 
Sekarang... mari melihat tujuan hidupmu selanjutnya... Tujuan hidup itu yang mampu menguatkan semangat hidup. Maka pastikanlah... Hiduplah dengan bahagia, meski masalah dan ujian terus datang. Berpikirlah positif karena aura positif akan bersinar di sekitarmu dan memberi efek baik untuk orang-orang di sekitarmu. Mari hidup lebih baik, masalah singkat atau panjang, biar jadi rahasia Tuhan. Kita cukup menjalaninya dengan baik.

*****