[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="google"][/caption]
Seorang lelaki tua berkisah,
Dulu bagai seekor garuda, aku terbang menjelajah dunia, menatap tajam mencari mangsa, memburu setiap anjangsana, menelusuri sudut desa dan kota, meninggalkan jejak di bukit landai dan gunung yang terjal...
Dulu seperti sebuah kapal besar, aku berlayar menerobos badai, menembus gulungan ombak, menegakkan tiang-tiang agar tetah kokok menghadapi tantangan yang datang...
Dulu bagai beringin, aku tumbuh menjadi batang yang kokoh, tegak berdiri meski angin menusuk menggoyahkan, meski daun-daunku terkoyak, aku tetap kuat tak bergerak. Utuh menunggu dengan congkak...
Semua demi ego semata, membuktikan pada dunia.... Bahwa aku ada, bahwa aku kuat, bahwa aku berjaya.
Namun, aku lupa...
Dunia itu fana, tak ada kekuatan yang abadi, bagai roda, kadang di atas kadang di bawah.
Tahun-tahun lewat namun aku sudah tak sempat
Tak pernah aku peduli pada orang-orang di sekitarku,
Aku lupa pada anak dan istriku, aku juga tak peduli pada Bapak & Ibu, aku tak memiliki sahabat berbagi...
Dan terutama aku lupa pada Tuhanku sendiri.
Lalu takdir berkata lain,
Karena terlalu banyak memangsa, tubuhku sakit menahan derita... terlalu kenyang
Karena terlalu sering melintas badai, paru-paruku tak kuat bernafas lagi... terlalu lelah
Karena terlalu banyak memacu diri, jantungku tak kuat berdenyut lagi... terlalu capek
Inilah aku kini...
Duduk di kursi roda ini,
Menangisi, menyesali dan memohon berulang kali.
Ya Tuhan... baliklah roda waktu kembali
Agar aku bisa memperbaiki diri
Aku takkan meminta lebih dari ini
Selain meningkatkan kualitas dalam diri
Aku akan menjadi suami yang mencintai, ayah yang paling mengasihi, sahabat yang peduli dan terpenting...
Akan menjadi hamba Tuhan paling sejati.
Andaikan waktu bisa kembali, maka aku takkan merugi.
Aku telah terlalu banyak arungi dunia, kulitku keriput karena menghabiskan waktu di segala cuaca
Mataku rabun karena terlalu banyak melihat banyak hal
Kakiku lumpuh karena sudah ribuan kilometer kulalui dengan langkahku,
Gigiku ompong karena sudah banyak rasa di dunia yang kumakan sepanjang hidup.
Pengalamanku, kisahku dan cerita masa laluku...
Kubagi untukmu, muda mudi yang masih sibuk arungi dunia
Bahwa hidup sebaik apapun, senikmat apapun, jangan pernah lupa diri!
Demi Waktu...
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar