Sibuk sekali hari ini! Persiapan liburan, bagi raport dan alhamdulillah kakak kembali membuat Emak bangga. Juara kelas.
Kemarin, ada sesuatu yang sempat menjadi bahan candaan kami sekeluarga. Ketika itu Ayah yang mengambilkan karena saya sempat 'keracunan' obat pagi harinya dan terus menerus muntah-muntah. Saat berbaring di tempat tidur, seperti biasa anak-anak mengajak Mamanya ngobrol.
Kakak bertanya apa privilege dia kalau mendapat rangking? dan saya pun menjawab. tambahan uang lagi untuk tabungan handphone impiannya yaitu rangking 1 sebesar 200rb, rangking 2 sebesar 150 sampai rangking 5 sebesar 50rb. Tapi kakak dan abang terus mengiba meminta tambahan sampai rangking 10 dan saya tetap berkata tidak.
Dua menit setelah saya berkata seperti itu, Ayah datang dengan wajah merah padam (entah karena gembira atau karena hawa panas) dan mengatakan "Yaaah, kakak turun rangkingnya jadi rangking 10" dan setelah itu Ayah 'lari' ke lantai bawah untuk menunaikan sholat Ashar.
Tanpa membuka raportnya, saya malah sibuk menenangkan hati anak saya yang terlihat sekali langsung kecewa dengan berkata bahwa dia masih bisa menabung uang untuk handphonenya dengan membantu saya. Walaupun bukan handphone impian yang penting dia bisa punya saja sudah syukur. Sebenarnya saya juga kecewa, tapi saya tahu bagaimana kerasnya dia berusaha. Ibarat kata kalau orang lain dengarin musik, kakak malah sibuk mendengar pelajaran via headset dimanapun dia berada (kakak bisa belajar dengan lebih cepat jika menggunakan audio sesuai hasil psikotes terakhirnya) Jadi sambil membujuknya, kami tidur bersisian dan membuka lembar per lembar raportnya dan saya langsung terduduk melihatnya. She is no. 1!!
Dengan kesal, kami berteriak marah pada Ayah yang ternyata sudah selesai sholat dan tertawa-tawa di bawah. Seakan dapat kekuatan baru, saya langsung bangun dan bergembira bersama kakak. Kakek, Nenek, Ayah dan seluruh keluarga merayakannya dengan memeluk dan mencium kakak bergantian termasuk adik-adiknya. We're happy!
Hari itu juga saya menepati janji saya dan sebelumnya meminta pengertian Abang. Abang yang sudah tahu, hanya mengangguk dan hanya meminta janji yang sama kalau dia bisa. Tentu saja Bang! Tentu saja! Ill keep my promise.
Kemarin sore, Kakak Cindy mendapatkan hadiahnya. Bukan uang, tapi handphone yang sudah lama diimpikannya! Yah, kami memang menambahkan hadiah Kakak karena dia sudah bekerja keras. Tetap menghafal Al Qur'annya, tetap juara di Madrasah dan berhasil juara 1 di SD. Triple Winning Strike n kami tahu dia benar-benar berusaha dari subuh, di sela-sela menjaga adik sampai ketika membantu saya.
Yang buat saya terharu, ketika pulang dia memberi seluruh tabungannya selama ini untuk abang (adenya) sebesar Rp. 105.200,- Uang yang susah payah ditabungnya dari uang jajan dan uang pemberian anggota keluarga lain untuknya. Dan bilang kalau abang mau, abang bisa beli handphone yang lebih murah saja. Tapi dalam pikiran Abang hanyalah mainan dan saya juga merasa ini belum waktu yang tepat. Jadi akhirnya uang itu saya juga yang nyimpan untuk liburan.
Hari ini, kami melanjutkannya dengan wisuda bersama Madrasah kakak. Pulangnya kami lanjut ke PRJ bersama kakek nenek, mamang dan bibinya. Meskipun terpaksa memakai masker agar asma tak kambuh lagi, saya akhirnya berhasil 'memaksa' bergabung.
Mereka menikmati liburan singkat itu, dengan berfoto berbagai gaya. Kebanyakan saya yang foto karena terus terang, saya agak lelah dan wajah juga pasti jelek karena pucat. Lalu kamera diambil alih Mamang yang juga ingin memotret, saya bersandar di pagar dan kakak langsung memeluk saya. Saya tak tahu kalo Mamang melihat momen itu dan mengambilnya. Padahal kami sedang mengobrol. Di situ Kakak sebenarnya berkata 'Mom, i love you more more more more and more." dan saat itu saya berbisik "I love you too hun. Mama sakit kepala. Salurin dong energinya!" sambil tertawa-tawa.
Baru di rumah pas melihat hasil foto-foto, saya melihat betapa miripnya kami berdua... hehe.. Inilah foto yang paling menggambarkan kebiasaan Kakak kalau melihat saya kelelahan, memeluk tanpa malu-malu meski di depan umum sekalipun.
Berlibur sebenarnya gak perlu mahal, gak perlu mewah. Asal bisa menikmati, asal anak-anak menyukainya kita semua bisa. Kembali lagi hari ini saya selalu merasa Allah sangat mencintai saya, dan artinya saya harus lebih mencintaiNya. Alhamdulillahir robill alamin.