23 Februari 2012

Calon Istri Papaku




Lagi-lagi perempuan itu datang pagi-pagi. Pasti membawa sarapan pagi untuk kami. Apa dia pikir dengan datang membawa sarapan pagi akan membuatku luluh? Enak saja! Aku takkan pernah menggantikan Mama dengan siapapun, termasuk perempuan itu. Hanya Mama, ibu yang kumiliki di dunia semasa ia masih hidup dan bahkan setelah ia meninggal dunia.


Aku bergegas menuruni anak tangga. Terdengar suara orang mengobrol di ruang makan, tapi aku tak tertarik untuk bergabung. Pasti perempuan itu sedang mengobrol dengan Papa. Lebih baik aku pergi sajalah.


“Dika!! Sarapan dulu!” suara teriakan Papa terdengar dari dalam rumah ketika aku sudah menghidupkan mesin motorku. Aku sempat melihatnya di pintu sebelum melaju dengan motorku, aku juga melihat perempuan itu berdiri di belakang Papa.







Read more: http://bundaiin.blogdetik.com/2011/11/22/calon-istri-papaku/#ixzz1nGFXMs3j