18 Maret 2017

Weekend Tanpa Kerja

Sabtu ini sengaja menahan semua pekerjaan dan tugas. Setelah empat hari tanpa Ayah, rasanya belum lunas kalau tak dihabiskan dengannya. Setelah Ayah kembali, saya langsung terjun bebas tenggelam menyelesaikan pekerjaan yang banyak tertunda. Boro-boro saling bercerita, kami sama-sama sibuk. Ditambah urusan anak-anak, malam pun kami langsung tidur. akhirnya Ayah dan saya tak sempat mengobrol.
Pagi hari, kami bertiga, minus Abang dan Kakak yang sedang rutin latihan, pergi membeli bunga dan tanaman baru. Saya mulai bosan dengan tanaman yang hampir tidak ada bunganya kecuali mawar-mawar kesayangan.
Pulangnya kami tak langsung bekerja di kebun  karena ternyata ada beberapa perubahan yang harus saya approve. Terpaksalah demi karir, saya mengalah juga. Untungnya si Adek mewek minta dibelikan kue pukis. Entah kesambet apa dia tiba-tiba minta kue itu. Tapi akhirnya Ayah jalan juga...
Seperti biasa, Sabtu saya tak pernah memasak dan Ayah yang mengurus dapur. Sepuluh tusuk sate ayam dan semangkuk sop kambing menjadi menu makan siang kami bertiga.
Saya dan Ayah mulai mengobrol. Mulai dari hal remeh temeh sampai masalah serius, yang menjadi rencana masa depan anak-anak. Satu keputusan dibuat dan satu rencana dipastikan. Hanya sekitar 2 jam kami bicara, tapi berasa banget pentingnya duduk membahas semua hal bersama. Andaikan tidak dibahas, masalah bisa saja terjadi.
Kami baru berkebun menjelang sore. Ah, tepatnya Ayah yang berkebun dan saya yang memerintahnya  dimana harus ditanam atau pot mana yang harus diberesin. Ayah tak mau saya ikut turun tangan, lebih baik dia yang cape daripada istrinya. Mungkin takut saya terkena kuman. 
Saat berkebun, Ayah menegur soal pekerjaan saya yang belakangan ini meningkat tajam. Bahkan 2 minggu terakhir, weekend saya full.
Karena tegurannya ditambah keluhan anak-anak yang ternyata ikut mengeluh, saya memilih menutup semua pekerjaan, mematikan notif grup2 kantor dan komunitas yang saya urus, memilih surfing dunia maya meski akhirnya bosan sendiri. Sampai akhirnya tak sengaja ingat kalau ada drama yang sudah lama belum saya tamatkan.
Minggu ini saya benar-benar merasa rileks. Berkat keluarga yang paham dan membaca kebutuhan saya, saya merasa jauh lebih baik. Fresh.
Besok masih ada hari minggu dan Ayah ingin mengajak saya main basket. Anak-anak sih tertawa ngakak luar biasa.... tapi biar saja. Kan usaha ya... Meski tak bisa kembali ke 20 tahun lalu, at least berolahraga sedikit untuk kesehatan.

1 komentar:

Diary Naya mengatakan...

Keren Bunda Iin.. Salam Kenal. Ditunggu kunjungan baliknya ya