28 November 2016

Ketika Adek ingin dipanggil 'Kakak'

Cerita ini sebenarnya terjadi awal tahun ajaran baru, tapi saya lupa posting dan terselip di antara postingan yang sudah terpublish...

Si Bungsu kami yang paling ceria, paling imut dan paling manis tiba-tiba memandangi telepon sepanjang hari, usai hari pertama masuk sekolah. Kalau melihat tingkahnya, pasti ingin bicara dengan Ayahnya. Karena itu tanpa bertanya lagi, saya langsung membantunya menelpon dan menekan tanda 'speaker on' agar saat orang lain yang mengangkat saya bisa bantu meminta Ayahnya dipanggil.

Adek : Halo, Ayah ganteng...
Ayah : Halo juga, anak Ayah yang cantik. Gimana sekolah?

Karena Ayahnya sendiri yang menjawab telepon di meja kerjanya, saya pun ngeloyor mengambil minum.
Adek : Senang, Yah. Banyak anak baru
Ayah : Tapi pulangnya kok cepet?
Adek : Soalnya cuma kenal-kenalan sama guru-guru sama wali kelas gitu, Yah...

Mereka berdua ngalor-ngidul, sementara saya membawa minum ke meja kerja. Oh ya, si Adek memakai telepon di meja kerja saya jadi pembicaraan mereka jelas termonitor.

Adek : Ayah, ayah... kata Bu Zakiyah, sekarang Adek sudah jadi kakak loh.
Ayah : kakak? Kok bisa, De?
Adek : Iya, sekarang Adek sudah jadi kakak kelas dong. Kakaknya kelas 1, jadi udah gak boleh cengeng, gak boleh manja-manja lagi.

Dan saya tertawa bersama kedua kakaknya yang juga ikut nguping. Ampun deh... segitu bangganya jadi kakaknya kelas 1 yak dek?
Di ujung telpon, Ayah dan mungkin asistennya juga tertawa mendengar kata-kata Adek.

Sejak saat itu, tiap kali Adek bertingkah manja, kami sering meledeknya. "Kakak kelas gak boleh manja dooong!" dan biasa manjanya si Bontot itu langsung menghilang.

Jadi, begitulah kalau anak selalu jadi si bungsu, selalu dipanggil Adek, dan selamanya dianggap paling muda di keluarga, pada akhirnya dia mencari pengakuan di luar... walaupun lucu, tapi untuknya penghargaan itu begitu tinggi.

Anak Emak yang paling ceria itu sekarang Kakak kelas loooh...


Tidak ada komentar: