Untuk mengurangi beban pekerjaan rumah tangga yang akan bertambah seiring waktu, maka libatkanlah anggota keluarga untuk ikut membantu dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Anggota keluarga pertama yang bisa dimintai tolong tentu saja suami. Pelan-pelan bicarakan dengannya untuk mulai berbagi tugas. Di zaman modern ini, suatu hal biasa bagi seorang Ayah untuk ikut menggendong putra atau putrinya. Bukan hal aneh pula melihat seorang Ayah membantu mencuci piring atau memasak bagi keluarga.
Di rumah kami, pekerjaan rumah tangga bukanlah tanggung jawab satu orang saja. Ayah mengambil tugas-tugas rumah tangga saat saya tengah bekerja menyelesaikan tulisan atau saat ke kampus. Tapi ketika ban motor perlu diganti atau saat Ayah tak punya waktu untuk mengecat pagar, saya pun mengerjakan sendiri dengan bantuan orang lain tentunya. Bahkan beberapa waktu lalu ketika terjadi insiden listrik di rumah, sayalah yang berperan memberi perintah pada tukang listrik untuk memperbaikinya. Terlepas karena saya seorang perempuan, saya pernah bekerja cukup lama di bidang konstruksi dan listrik sehingga sedikitnya memahami soal itu. Dengan berbagi pekerjaan secara adil sesuai kemampuan ini juga baik untuk mengajarkan pada anak-anak untuk tidak melakukan genderisasi pada pekerjaan apapun.
Selanjutnya tentu mengajarkan pada anak-anak. Dulu saya pernah membahas dalam salah satu artikelparenting kalau penting sekali mengajari sedini mungkin anak untuk bisa mengurus dirinya sendiri. Setelah masuk usia sekolah, minta mereka untuk mencuci piring dan gelas setelah makan. Salah satu Ibu mengatakan, kalau putrinya sulit menjalani aktivitas ini karena sering memecahkan piring. Kalau begitu, pakailah piring melamin yang food grade untuk digunakan putrinya. Sekarang banyak pilihan piring yang menarik dan bergambar berbagai macam karakter. Masukkan agenda pelajaran mandiri sebagai salah satu pelajaran yang harus dipelajari anak begitu dia masuk usia sekolah seperti mencuci piring setelah makan, membereskan mainan, membersihkan meja belajar, tempat tidur atau membereskan peralatan sekolah setelah pulang sekolah. Dengan melakukannya, pekerjaan ibu pun lebih ringan.
Ketika anak-anak semakin besar, mulailah mengajari beberapa pekerjaan mudah yang disesuaikan dengan usia anak. Mulailah sedini mungkin melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga yang rutin. Misalnya mengurus pakaian. Si balita bisa diminta ikut memilah pakaian miliknya sendiri saat melipat atau membantu mengambilkan jepitan dan gantungan baju, anak di usia antara 5-10 tahun bisa terlibat saat proses mencuci seperti mencuci pakaian yang berukuran kecil atau sekedar ikut menjemur pakaian, sedangkan anak-anak di usia di atas 10 tahun sudah bisa dilibatkan dalam proses mencuci. Untuk anak-anak di atas 12 tahun bisa mulai dengan mencuci pakaiannya sendiri hingga menyetrikanya sendiri. Khusus untuk anak-anak perempuan, perlu diajarkan untuk mengurus pakaian dalamnya sendiri saat sudah mengalami haid.
Satu hal yang penting untuk diingat. Selama mengajari anak untuk ikut membantu pekerjaan rumah tangga, perlu kesabaran ekstra dan jangan berharap hasil akhirnya seperti anda yang melakukannya. Akan ada proses yang dimulai dengan hasil yang paling mengecewakan hingga bisa menjadi bagus dengan sempurna. Selama proses itu, jangan pernah memberi nilai buruk pada anak. Ajarkan dengan konsisten dan teratur, selalu berterima kasih dengan bantuan mereka apapun hasilnya dan tetap mengedepankan proses belajar dengan pola bermain. Buah kesabaran itu akan sangat manis bagi setiap Ibu dan akan membuat setiap ibu menikmati perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar