Kata orang, sabar itu ada batasnya. Tapi membangun sabar juga tak semudah mengatakannya. Mungkin bukan sabar yang berbatas. Tapi kitalah yang belum mampu mengasah sabar dengan baik.
Menjadi Ibu amat sangat menuntut seorang perempuan agar bisa menjadi sosok paling sabar di dunia. Karena tingkat kesulitan mengasah sabar itu sangat tinggi, maka nilai seorang Ibu begitu tinggi di hadapan manusia manapun di dunia.
Terlepas dari pengetahuan saya tentang sabar di dunia psikologi, saya lebih suka membahasnya dari sisi pengalaman menjadi ibu. Sebagai wanita, kita tak tercipta menjadi orang yang secara otomatis menjadi Ibu yang sudah pasti nanti sabar saat memiliki anak. Waktu yang kemudian membuktikan kita akan menjadi sosok yang sabar atau tidak. Jika seorang Ibu bisa sabar menjalani tugas dan kewajibannya, maka ia adalah perempuan yang menikmati perannya dengan baik.
Tak mudah untuk bisa menikmati peran yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagian mungkin menganggapnya sebagai beban tanggung jawab yang besar, yang lain mungkin malah menganggapnya sebagai anugerah. Karena itu, kesabaran adalah kunci utama bagi seorang perempuan untuk menjalani tugasnya.
Berikut ini ada beberapa tips yang saya pikir baik untuk dishare bagi sesama Ibu di manapun berada. Pertanyaan-pertanyaannya merupakan hal-hal umum yang dilontarkan teman-teman sesama Ibu saat saya melakukan family konseling atau sharing, dan sebagian lagi saya dapat melalui surat-surat pribadi sahabat-sahabat pembaca.
Klik pada Link untuk melanjutkan ya..
Membangun Sabar
Tidak Lapar, Tidak Lelah dan Tidak Mengantuk
Memahami Karakter Umum dan Kebutuhan Anak sesuai usianya
Membangun Kepercayaan Sejak Dini
Belajar Dengan Main, Mengerti Dengan Komunikasi
Kencan - Date With The Love Ones.
Rencana & Disiplin
Bekerja Bersama Seluruh Anggota Keluarga
Manajemen Rumah Tangga
Menjalani Dengan Ikhlas, Menikmati Dengan Gembira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar