11 Maret 2014

Para Tentara Kecil - Teknik Mendongeng

"Neng, susunya belum diminum?"

"Ade kenyang!"

"Yaaah.... kasihan loh tentaranya. Tadi kan buat tentara di otak, sekarang tentara di perut sama di kaki belum dikasih minum. Entar kasian tentaranya Ade, pada kehausan. Hari ini Ade olahraga kan?"

"Kan tadi udah dikasih makan naget, masa gak cukup? Penuh nih perut Ade."

"Oh, gitu... coba Mama periksa sini" (pura-pura mendengarkan perutnya yang sebenarnya gak kenapa-kenapa) "Ade sayang, ini mah karena tentara yang di kaki sama di perut pada dudukan di ususnya Ade. Mereka kehausan. Habis makan naget, terus sekarang pada keselek pengen minum. Ade gak kasihan?"

"Biarin ah! Ade males minum susu."

"Entar tentara Ade gak kuat. Ingat kata Pak Dokter gak? Kalau pengen sehat, tentara dalam badan Ade harus dikasih makanan dan minuman yang sehat. Nah gimana dong? Ade mau sakit? Kayak Mba Tyas waktu di rumah sakit? Tangannya diinfus karena gak bisa makan, atau kayak Babang? Gak bisa makan ini, gak bisa minum itu?"

Ade mulai ragu-ragu... dan akhirnya mengangguk, menghabiskan setengah gelas susu pelengkap sarapan paginya yang tadi tersisa lalu dengan bangga berkata "Tuh! Udah, sekarang tentara Ade udah pada kenyang Ma! Suruh kembali ke posnya Mah!"


"Oke! Hayu!!" Saya memintanya berdiri, menggerakkan tangan dan kakinya seperti orang berbaris lalu duduk lagi.

"Nah gitu dong! Mama senaaang banget kalo Ade mau denger, mau nolongin tentara-tentaranya. Nanti jangan lupa di sekolah, habisin kuenya ya! Supaya tentaranya makin sehat dan makin kuat, supaya kuman-kuman dalam badan Ade bisa dikalahkan. Oke!!!"

"Siap, Dan!!"

Calon Tentara Wanita saya pun bersiap-siap ke sekolah.
____________________________________________________________________________________________

Saya mendongeng tak selalu malam hari, karena kebanyakan di malam hari saya justru tengah sibuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas kuliah dan Ade kalau didongengin malah gak tidur-tidur. Jadi saya melakukannya di pagi atau siang hari ketika kami tengah santai atau sedang bermain. Karena Ade sedikit tomboy dan bercita-cita jadi tentara atau polisi kalau sudah besar nanti, maka dia paling suka dengan dongeng tentara kecil.

Dongeng Para Tentara Kecil ini sebenarnya produk khayalan yang langsung saya ceritakan. Tapi dari semua kisah, Para Tentara Kecil adalah subyek cerita yang paling disukai Ade. 

Cerita intinya : Ada segerombolan Tentara kecil di dalam tubuh manusia. Nah mereka ini menjaga tubuh manusia dari para penyakit. Tentara ini ada yang bergerilya dan ada yang berdiam di pos. Ada yang menjaga di leher, di otak, di perut, di kaki, di tangan... pokoknya semua tempat di tubuh manusia.

Setiap kali Ade menginginkan Para Tentara Kecil menjadi subyeknya, saya selalu memberikan 'pelajaran' singkat tentang kesehatan secara tersirat. 

Misalnya seperti Ketika saya bercerita tentang tentara kecil yang singgah di tubuh seorang anak yang selalu menggaruk-garuk kepala. Ternyata anak itu punya kutu rambut. Lalu saya paparkan alasan secara sederhana kenapa kutu rambut sampai singgah ke kepalanya yaitu rambutnya tidak suka dikeramas. Ini saya ceritakan karena saat itu Ade hanya mau dikeramas oleh saya. Padahal saya ingin dia belajar mandi sendiri dan berbagi tugas dengan kakaknya yang sudah di SMP. 

Lalu kisah tentara kecil yang kebingungan bagaimana caranya mengusir para kuman yang menyerang tenggorokan dan membuat seorang gadis kecil batuk terus. Saya  ceritakan ketika si gadis kecil berdialog dengan tentara-tentaranya yang meminta si gadis kecil untuk tidak minum yang terlalu dingin dan terlalu manis dulu, perbanyak minum air putih hangat karena bisa membersihkan dinding tenggorokan, supaya para kuman kepeleset dan gak bisa berpegang di dinding-dinding tenggorokan. Saat itu... Ade sedang batuk parah hingga terus muntah-muntah.

Jadi begitulah, mendongeng itu memang sebuah proses kreatif. Tapi penyampaiannya pun tak selalu harus sesuai rule, seperti waktu atau tempat apalagi terpaku pada setting cerita atau plot yang itu-itu saja. Kembangkan agar anak pun tertarik dan tidak bosan.