01 Oktober 2012

Renovation is done!

Waktu Ayah announced kalau lantai satu rumah kami sudah selesai diperbaiki dan dibersihkan. Anak-anak dan saya langsung mengangkut barang-barang masing-masing turun, anak-anak dengan segala macam buku dan mainan mereka, sedangkan saya tentu saja bersibuk-sibuk menyusun ulang dapur baru saya. Dua tiga kali naik turun masih semangat 45 tapi lama-lama kami teler juga turun naik tangga terus. Capee eui!!

Akhirnya ujung-ujung tetap Ayah juga yang bergerak menurunkan barang-barang. Tapi barang yang mau diturunkan terlalu banyak, Ayah juga kalah. Kelelahan. Kami pun tidur mengampar di lantai yang masih dipenuhi barang yang berantakan di sana-sini. Kardus-kardus yang asal geletak aja, karena  seminggu ini benar-benar kayak medan perang.

Solusi terakhir adalah... menyusun barang yang akan diturunkan dari atas, lalu setiap kali saya, ayah atau anak-anak turun, masing-masing harus membawa satu dua barang turun jadi gak terasa kan lama-lama habis. Bahkan si kecil Fira pun ikut andil membawa barang meski hanya sekedar alasan supaya dia dibolehkan turun dan mengacak-acak barang-barang di bawah.

Ternyata memutuskan memiliki rumah yang lebih besar itu tidak mudah, ya. Baru ngerasain gempor turun naik terus, membersihkan rumah yang seakan-akan gak ada ujungnya ini, dibersihkan di atas eh dibawah sudah berantakan. Pokoknya sudah dua hari terakhir kaki saya seperti ditusuk-tusuk kalau lagi tidur, sakit semua!!

Mudah-mudahan seminggu ke depan rumah udah beres. Harap maklum sahabat-sahabatku yang sempat dicuekin ketika datang atau malah tak bertemu karena kami ngelayap nyari material bangunan. Maklum keluarga makin besar, makin perlu ruangan. 

Saat renovasi, saya akhirnya memahami maksud Papa dan Mama tentang arti perbedaan dalam pernikahan itu sendiri. Menikah bukan menyatukan persepsi, tapi bagaimana menyeimbangkan perbedaan. Selama masa renovasi, kami selalu berbeda pendapat dalam berbagai hal dan hanya dengan saling mengalah, satu sama lain saling memahami dan memberi ruang untuk perbedaan itu akhirnya kombinasi itulah yang menghasilkan rumah kami yang sekarang. Hasilnya... warna-warna kalem bertemu warna-warna menyala kesukaan saya. Di antara rumah-rumah yang pernah kami tempati, inilah rumah yang benar-benar saya 'jleb' banget tinggal di dalamnya. 

Tepat tanggal 01 Oktober, rumah baru kami siap ditempati. Sama seperti dulu, di tanggal yang sama saya pindah dari kota kecil di Kalimantan ke kota Jakarta. Mudah-mudahan, rumah ini akan selalu menjadi berkah untuk kami sekeluarga dan orang-orang di sekitar kami.



*****