09 Oktober 2012

Quality Time

 


Google


Dalam sebuah keluarga, penting bagi setiap anggota keluarga untuk saling membangun hubungan yang erat baik secara emosi maupun fisik. Ada banyak cara untuk membangun hubungan tersebut dan biasanya waktu yang dihabiskan untuk membangun hubungan tersebut disebut dengan quality time.


Namun pada praktek yang sebenarnya, masih banyak yang mengira bahwa untuk melakukan quality time itu dihabiskan dengan cara bersenang-senang tanpa memahami maksud sesungguhnya. Akhirnya hasil yang diharapkan dari quality time itu tidak maksimal, bahkan terkadang justru menjadi bumerang, bahwa hubungan yang terjalin baik hanya berlangsung ketika sedang bersenang-senang saja.


Memang untuk menghasilkan hubungan yang baik, quality time harus dilakukan ketika perasaan sedang baik dan suasana kondusif agar bisa saling mengenal dengan lebih terbuka dan lebih komunikatif. Untuk itu, sebagian orang memilih melakukannya saat sedang berlibur, berjalan-jalan atau menghabiskan waktu bersama di tempat yang berbeda selain rumah atau kantor. Ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perasaan orang yang dituju sudah pasti dalam keadaan baik dan senang. Sesungguhnya, quality time bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, juga tidak harus hanya berdua, atau dalam jumlah anggota keluarga secara terbatas. Semakin sering membangun quality time di manapun berada, maka akan semakin mudah membangun komunikasi antar anggota keluarga.


Secara spesifik, yang saya bicarakan di sini adalah quality time antara suami dan istri. Banyak orang mengira, jumlah tahun pernikahan akan sangat menentukan kedekatan hubungan antara suami dan istri. Tapi ada beberapa pernikahan yang lebih mirip rutinitas kerja dibandingkan hubungan emosi, sehingga ketika terjadi sebuah masalah maka tiang-tiang lemah dalam komunikasi pun bisa hancur dalam sekejap. Komunikasi mungkin memang ada, tapi lebih untuk saling bicara seperti dua orang yang membahas pekerjaan bukan seperti pembicaraan dari hati ke hati.


Untuk memastikan kalau hubungan kita dengan pasangan bukan hubungan kerja, maka tanyakanlah pada diri sendiri. Apa yang pasangan suka atau tidak suka dari kita? Apakah kita cukup mengenal emosi pasangan ketika ia marah, sedih, bahagia atau kecewa tanpa harus ia sampaikan dengan kata-kata dan hanya melalui isyarat tubuh atau wajah? Apa yang bisa membuatnya bahagia? Apa keinginannya yang paling rahasia? Bagian dari masa lalu apa yang mempengaruhi cara berpikirnya sekarang? Galilah terus melalui berbagai pertanyaan yang lebih terpusat pada kedekatan hati. Kalau merasa bahwa hubungan belum terbangun dengan baik, maka sudah saatnya melakukan quality time.


Cara melakukan quality time itu sebenarnya sederhana. Bisa dilakukan ketika selesai beribadah, sesaat setelah  makan malam atau sebelum tidur, ketika menonton televisi atau ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama.


Awali dengan menanyakan perasaannya saat itu, apa yang membuatnya merasakan perasaan itu, lalu berikan informasi yang sama padanya bahwa hati anda pun sedang dalam keadaan baik dan karena apa. Lalu mulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, tidak terkesan seperti interogasi tapi lebih karena ingin berbagi dan saling mendengarkan. Sesekali selingi dengan humor dan canda tapi jangan berlebihan atau menertawakan kekurangan pasangan. Sebaik apapun kita mengenal pasangan, menertawakan kekurangan tetap hal yang buruk untuk dilakukan. Jika pertama kali melakukan quality time atau belum terbiasa, jangan terlalu lama. Pelan-pelan saja, namun lakukan sesering mungkin. Akhiri dengan menunjukkan bahwa anda senang melakukan pembicaraan singkat itu, entah dalam bentuk sentuhan ataupun kata-kata, bahkan lebih  baik jika keduanya dilakukan.


Kalau sedang berlibur, atau menghabiskan waktu di luar rumah dengan aktivitas. Selingi kegiatan tersebut dengan lebih banyak memberikan sentuhan atau membangun kedekatan hati. Rangkulan, pelukan ringan, sentuhan di wajah, tatapan lembut dan belaian pelan merupakan cara yang ampuh. Jangan lupa untuk menggambarkan perasaan anda, dan menanyakan perasaannya. Apapun bentuk perasaannya saat itu, tanggapi dengan baik. Tetap pusatkan perhatian untuk lebih dan semakin mengenal pasangan.


Jika kita terbiasa membangun komunikasi efektif dengan pasangan baik secara fisik maupun mental, saat terjadi sebuah masalah dalam keluarga akan lebih mudah untuk dibicarakan. Kita bisa mengajaknya bicara di saat yang tepat, tepat di sini adalah ketika pasangan dalam keadaan tenang. Mengenal baik pasangan  juga bisa semakin menyeimbangkan perbedaan yang ada, karena pernikahan bukan untuk menyamakan persepsi atau pendapat tapi untuk menyeimbangkan semua perbedaan di antara dua orang.


Quality time itu penting untuk dilakukan sedini mungkin, berapapun usia pernikahan agar istilah ‘klop’ bisa menjadi bagian dari hubungan antara suami dan istri. Sebanyak apapun perbedaan, ketika masalah datang dan bisa dikomunikasikan maka insya Allah pasti bisa diselesaikan. Yang penting, dasar kita mengenal pasangan adalah untuk semakin membangun komunikasi yang lebih baik dan dekat.


Seperti sebuah tabungan, quality time akan bisa membayar lunas setiap masalah pada saatnya nanti. Jadi menabunglah waktu terbaik anda dengan pasangan sebanyak mungkin agar kelak bisa membayar lunas masalah-masalah rumah tangga yang akan muncul nantinya. Semakin sering melakukannya, anda akan makin ahli dalam mencari saat-saat yang tepat itu.


 


***

Tidak ada komentar: