23 Juli 2012

Tomat Busuk

Itulah yang sedang dipegang suamiku saat ini. Sebuah tomat busuk yang hampir pecah. Dan ia sedih karenanya. Tomat yang tadinya dia pilih karena warnanya cerah merah dan menggiurkan, ternyata sudah busuk merata hingga ke bagian paling dalam.

Dan ia ingin membuang tomat itu begitu saja. Bahkan akan menjalani shalat istikharah untuk meyakinkan keputusannya. 


Buat saya, itu adalah tindakan salah. Tomat busuk itu tak perlu dibuang begitu saja. Seharusnya ia mengambilnya, dan menanam bijinya. Bukan tidak mungkin justru dari tomat yang nyaris busuk itu tumbuh tomat-tomat lain yang lebih baik.

Saya tak mau ia membuangnya, karena bau dari tomat busuk akan membuat banyak orang akan mencium bau busuknya dan bukan tidak mungkin akan menyalahkan dirinya karena berani membuang tomat busuk itu begitu saja. Saya ingin dia melihat tak hanya pada kami yang akan ikut terkena imbasnya, tapi juga pada orang-orang di sekitarnya. Tomat busuk itu tidak boleh dibiarkan pecah dan membuat semua orang menutup hidung lalu memalingkan wajah, akhirnya jatuh beramai-ramai.

Berjalanlah di jalan Allah SWT, suamiku. Demi orang banyak, demi hidup banyak keluarga, peganglah tomat busuk itu di tanganmu, lalu tanamlah di tempat yang subur agar suatu hari tumbuh tanaman tomat lain yang lebih bagus. 

Masih banyak teman-temanmu yang mau menggali lubang untuk tomat busuk itu, yang mau membantumu menanamnya dan menyiraminya setiap hari. Mereka orang-orang yang sudah bertahun-tahun bersamamu melewatkan banyak hal bersama, bisa dipercaya karena telah teruji berkali-kali. 

Jangan takut Allah SWT akan melihat kerja kerasmu suatu hari. Jangan pernah takut pada manusia, karena satu-satunya yang harus kita takuti hanya satu, kemurkaan Allah SWT. Tegakkan keadilan dan teguhkan keimananmu, demi Allah.

I love you!