23 Juni 2012

Laparoskopi, Jalan Baru Untuk Sehat

Alhamdulillah, Itu yang saya ucapkan berkali-kali setelah mendengar evaluasi dokter sy dr. Edy Purwanta SpOg, yang lebih seperti sahabat saat menjelaskan hasil lab semua “daging-daging” tambahan itu. Tadinya keraguan sempat singgah mengingat ini sudah yang ke4 kalinya operasi. Bahkan para perawat semua sempat tak menyangka di usia saya yang baru lewat dikit dari tiga jari, sudah mengalami operasi sebanyak itu. Tapi ya harus… kista endo saya sudah menyebar dan diberi bonus pula… infeksi saluran indung telur. Komplit dah! Dan keputusan pun diambil. walaupun merelakan liburan sekeluarga gak jadi, bubar jalan karena dananya terpaksa dipakai untuk membayar operasi canggih itu.



Akhirnya Lillahi Ta’ala, saya maju… Laparoskopi, asing ya di telinga? Apalagi saya… Begitu dokter menawarkan opsi itu saya langsung googling diinternet. Dan sebagai perempuan, hanya satu yang dipikirkan (actually, ones again… this is about beauty even only my hubby can see) Kira-kira berapa banyak lagi bekas operasi di perut saya yang udah gak karuan ini? Ketika membaca kalau cuma ninggalin lil holes about 0,5-1 cm terus terang sy agak-agak gak percaya. Nah lo yang di dalem aja skalanya udah sebesar tangan, gimana ngeluarinnya coba??

 Ok, let’s Allah handle it! Itu kata hubby. Ya nyerah…

Recovery after surgery juga tergolong cepat loh, Pagi jam 7-11.30 saya dioperasi, malam hari sudah bisa duduk meskipun belum bisa makan karena belum (maaf) buang angin, pagi berikutnya sudah bisa sholat berdiri dengan lancar. Tiga hari pasca ops kemudian saya sudah berjalan dan bekerja seperti biasa. Kalaupun yang agak bikin ngilu karena saya memiliki luka infeksi di bagian dalam perut. Sampai semua luka yang tertutup perban itu dibuka. Subhanallah! Saya merasakan kecanggihan itu. “Daging-daging cantik” itu jelas udah gak ada karena ada dvd yang menjadi buktinya. Tapi luka yg ditinggalkannya, benar2 hanya tiga buah garis yg dgn cepat menghilang diantara kerut lemak yang lupa saya pesan untuk diangkat oleh pak dokter (kata hubby, haram angkat lemak bun!)

Saya masih bisa pilates, melanjutkan misi menurunkan 5 kg lemak yang hampir berhasil sebelum terjadi ini… Saya masih bisa berjalan kaki, menari, beraktivitas lanjut seperti biasa meskipun suami tetap wanti-wanti dengan segala peraturan protektif ala suami siaganya. Yang jelas, I am normal like usual, hanya tangan masih suka ganjen ngeraba-raba bekas jahitan kecil itu karena masih belum percaya.

Saya sempat bercanda, “coba kalau caesar dulu bisa laparoskopi ya dok.” dan Pak dokter bilang, “Ya anaknya pasti gak bisa dikeluarin bu.” Dan saya tersenyum teringat sesuatu yang ternyata tetap tak ada yang bisa menyaingi kecanggihannya, yaitu kebesaran Allah yang lain. Yaitu perempuan yang bisa melahirkan normal. That is a very little hole and baby can come out from it! Subhanallah! Subhanallah!


Oke, kembali ke topik! Jadi jangan takut mencoba hal baru, apalagi metode pengobatan canggih. Saya selalu mengutamakan pengobatan medis tapi tetap juga melakukan pengobatan herbal sebagai pertahanan saja. Dan jangan pernah berhenti berusaha, berdoa dan terus optimis.

Salam.