Sebentar lagi Hari Kartini. Biasanya dari sekolah, anak-anak diminta berpakaian adat dan dilombakan. Hadiahnya memang tak seberapa tapi melihat rasa senang di wajah anak-anak, saya juga ikut bahagia. Karena itulah, tahun ini seperti biasa saya menyiapkan pakaian adat untuk anak-anak.
Tahun ini sekolah Abang menyelenggarakan lomba Pakaian Adat di akhir April nanti. Tapi dari sekolah Kak Cindy, ada lomba Pakaian Adat yang diselenggarakan tepat di Hari Kartini. Kakak sudah tidak mengikuti olimpiade IPA karena harus ikut ujian di Madrasah, maka saya memutuskan untuk menggantinya dengan mengikutkan dia lomba itu.
Sejak anak-anak masih duduk di TK, sekolah-sekolah mereka selalu mengadakan berbagai kegiatan di bulan April terutama untuk memperingati Hari Kartini. Lomba memakai pakaian adat bukanlah yang pertama kali diikuti kak Cindy. Dulu saat dia masih duduk di TK, dia juga sudah pernah ikut dalam kegiatan tersebut. Hanya saja, seperti biasa... kalah :)
[caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Anak-anak dengan Pakaian adatnya"][/caption]
Saya sendiri seperti orangtua lainnya, suka ikut datang dan menonton acara itu. Melihat anak-anak kecil yang mendadak disulap menjadi model-model menggemaskan dengan berbagai pakaian adat yang sudah dimodifikasi agar sesuai dengan mereka. Walaupun kadang saya juga sering tak tega melihat beberapa anak terlihat menderita karena harus bersanggul dan berdandan super tebal. Lomba bukan lagi soal siapa yang menang atau kalah, tapi bagaimana agar si kecil mau naik ke atas panggung lalu dengan berani menghadapi ratusan mata yang menatap mereka. Dulu saya harus menahan nafas saat kakak melakukannya karena takut sekali dia tiba-tiba mengalami mogok sapi alias ngga mau maju tapi juga ngga mau mundur.
Ah, anak-anak manalah perduli soal menang atau kalah. Yang ada di wajah justru kebahagiaan karena di satu hari yang istimewa, mereka bisa tampil berbeda. Cindy jadi mirip Mama. itu kata kakak dengan wajah berbinar penuh kebanggaan. Mungkin itulah juga yang ada di pemikiran para orangtua. Yang penting anak kita senang dan merasa istimewa sekali-sekali. Meskipun mereka akan selalu istimewa di hati kita setiap saat.
Ada satu foto yang menjadi favorit saya saat dia mengenakan pakaian adat. Foto itu adalah pakaian adat Kalimantan dan make-upnya saya sendiri yang menghiasnya. Riasan sederhana ternyata mampu mengubah sosok tomboy anak saya menjadi gadis yang manis sekali. Apalagi ia terlihat begitu lucu dan menggemaskan. Wajah imutnya saat itu masih menghias salah frame foto di rumah kami.
Terus terang saya juga tak peduli soal hadiah lomba Kartini dari sekolah kakak. Nah, kemarin lagi cek-cek Facebook ternyata di Facebooknya Rinso ada lomba mengumpulkan foto juga, langsung saja saya kirim foto anak saya yang lucu itu. Ternyata banyak juga ya Ibu-ibu yang sudah mengirimkan foto anaknya, kalau mau lihat nih linknya: http://on.fb.me/HNJwFj
Wuaah, pantas saja pesertanya banyak karena ternyata hadiahnya lumayan menarik. Lima pemenang foto akan mendapatkan stok Rinso Cair selama 1 tahun (setara dengan 9,6 L) dan satu pemenang utama akan mendapatkan Alat Elektronik Pembuat Sandwich. Hitung-hitung kalau bisa menang dan masuk dalam lima pemenang itu, kita bisa berhemat pemakaian sabun cuci di rumah.
Saya yang tadinya hanya mengirimkan foto Kak Cindy, akhirnya ikut menyiapkan untuk dua anak yang lain dengan segera. Untunglah Nenek sudah menyiapkan pakaian adat Kalimantan sesuai ukuran mereka, daerah asal Nenek. Pakaian adat ini lebih ringkas dan dandanannya pun tidak ribet, hingga membuat anak-anak bisa bebas mengekspresikan diri mereka tanpa perlu canggung karena riasan make up yang terlalu tebal atau sanggul yang memberatkan kepala. Bukankah ekspresi kegembiraan di wajah mereka jauh lebih penting?
Kak Cindy pun ikut berfoto lagi. Dia memang sedikit tidak pede dengan kulitnya yang gelap. Dia bahkan meminta saya memberinya make-up yang sedikit tebal biar kelihatan putih. Meski sempat berdebat akhirnya kakak bersedia tampil lebih sederhana setelah saya jelaskan kalau kulitnya yang coklat justru tampak menarik dan alami di kamera. Sebentar saja, dia sudah kelihatan lebih rileks dan menikmati sesi foto. Mungkin karena terpengaruh kedua adiknya yang sangat gembira bisa berpuas hati difoto Mama dan Ayah. Sesi foto di lapangan itu jadi lebih mengasyikkan karena kami bisa sambil bermain-main dengan anak-anak.
Saya pun mengirimkan foto-foto dua anak saya yang lain ke Facebook Rinso. Abang dan Ade. Hehe... biar kesempatan menang lebih banyak. Waktunya memang tak lama lagi, karena lomba ini berlangsung dari tanggal 17 April sampai dengan 26 April 2012. Pengumuman pemenang akan dilakukan tanggal 30 April 2012. Jadi gak sabar nih menunggu pengumumannya. Mudah-mudahan mereka menang. Kalau menang kan bisa jadi hadiah ulangtahun saya dan Ade, hehe... karena kami sama-sama berulang tahun di bulan ini.
Menang atau kalah sekali lagi bukanlah masalah. Yang terpenting, dengan mengenal pakaian adat mereka maka anak-anak bisa mempelajari keragaman budaya di negeri ini. Saat melihat foto-foto anak-anak yang ada di Facebooknya Rinso, kami sibuk menebak-nebak asal dari pakaian adat. Pelajaran ini jadi lebih menarik ketimbang memperhatikan lembaran buku wajib di sekolah. Dengan mengikutsertakan anak-anak di lomba ini, mereka akan belajar mengenai budaya, lebih berani mengekspresikan diri dan siapa tahu ada bakat terpendam mereka yang bisa tergali. Dan yang paling penting, they are happy!!
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar