10 Januari 2012

Jatuh Cinta Padamu (Lagi)

Kekasih…Aku tak pernah tahu arti kata itu, sampai aku kenal kamu

Sayang… Aku tak pernah mencurahkannya pada orang lain selain keluargaku

Cinta… It is a bullshit, itu anggapanku sampai aku bertemu kamu

Kunikahimu karena kau cinta padaku. Kuyakini itu sampai aku hidup bersamamu.

Kau beriku segudang pelajaran, tentang hidup, tentang pemahaman, tentang cinta… cinta sejati

Cinta sejati yang bukan untukmu, tapi untukku. Sesuatu yang lebih besar darimu dan aku.

Cinta Allah pada kita. KarenaNyalah kita bertemu… Karena Allah mencintai kita, ia mempertemukanmu denganku.

Dan aku jatuh cinta padamu…

Aku mencintaimu karena kau cinta padaku, kau tunjukkan dengan kasih sayang mengurusiku saat aku berkali-kali berjuang untuk hidup.

kau cintai aku saat aku tersenyum dan saat aku menangis,

Kau pegang tanganku saat ku tak mampu, saat aku terpuruk, saat aku menyerah

Dan aku jatuh cinta padamu…

Ketika tangismu terdengar pertama kali, memintaku memperjuangkan hidupku daripada memperoleh impianmu sendiri.

Ketika kau tak pernah sekalipun tidak mendampingiku, saat berjuang melahirkan putra putri kita.

Ketika kau dengan caramu sendiri, belajar menjadi ayah meskipun kau sendiri tak pernah merasakan kasih sayang itu sepenuhnya.

Ada saat aku hanya ingin menyerah, ada saat hatiku juga pernah patah, ada saat di mana aku merasa berhenti mencintaimu, ada saat aku merasa lelah, ingin berhenti berlari di sampingmu…

Saat langkahmu terlalu cepat, saat langkahku terlalu lambat, saat godaan terlalu banyak, saat emosi terlalu besar. Tapi cintamu… meruntuhkan semua itu.

Satu kata yang akhirnya terucap. “Aku cinta kamu, sayang, Tolong jangan pergi!” cukup hentikan semua itu, dan sekali lagi… aku jatuh cinta padamu….

Hari ini aku jatuh cinta padamu… lagi

Padamu, yang rela langsung menjemputku, meskipun baru pulang kerja dan belum makan apa-apa. Yang tak membiarkan aku pulang dengan taksi karena sudah malam. Yang langsung bertanya kenapa aku tak mengenakan jaket saat pergi tadi. Yang memarahiku karena membawa barang-barang sendirian.

Aku menangis, tapi juga tersenyum. Terharu tapi tak mampu mengungkapkan.

Dan ia memelukku… sambil berkata. “Jangan menangis, saya kuatir bukannya marah, maaf ya jangan diambil hati.”

Terima kasih Tuhan,

untuk lelaki yang memeluk dalam tangiskuhari ini,

untuk lelaki yang saat ini menatapku penuh kasih sayang,

untuk lelaki yang ringankan bebanku tanpa bersuara di sisiku,

untuk lelaki yang mencintaiku melebihi diriku sendiri.

Untuk kekasih terbaikku, yang dampingiku tiga belas tahun terakhir ini…

(Senja nan romantis, di lobby utama RSKD 10-01-2012)

Tidak ada komentar: