21 Maret 2014

#NgeblogPemilu2014 Perempuan, Mari Bersuara!

Hari ini ada topik seru dalam kelas di kampus tadi. Pembahasan dunia politik memang selalu menarik. Tapi pernahkah terpikir bahwa politik itu bukan hanya milik kaum adam saja? Tapi itu juga milik kita, kaum hawa. Hitung berapa banyak suara perempuan yang mendapatkan hak pilih, dan bandingkan dengan jumlah anggota legislatif perempuan yang terpilih. Apa seimbang? Apa mengakomodir kepentingan perempuan?


Masih ingat permasalahan yang terjadi sepanjang lima tahun terakhir, bukan? Siapa yang menjadi ujung tombak paling disakiti? Kita... ibu rumah tangga. Kita yang susah-susah antri gas, kita yang pusing mengatur keuangan rumah tangga, kita yang hanya bisa mengelus dada melihat tukang sayur yang mengeluh dengan harga yang terus naik sebelum kita sempat berkeluh... ah bukan, harga naik. Tapi istilah baru, ganti harga!


Jadi masih ingin seperti itu?


Saya ini cuma ibu rumah tangga... Tapi saya gak mau ngomel-ngomel sendiri lima tahun ke depan hanya karena gak punya wakil untuk bersuara. Mungkin ini kayak mission impossible, para 'pejuang' suara itu kelak akan benar-benar mempertanggungjawabkannya. Tapi melakukan sesuatu lebih baik daripada diam, bukan? Dunia takkan berubah karena kita diam, tapi dunia mungkin berubah lebih baik ketika kita bertindak.


Mari berpikir bijaksana, menggunakan kesempatan untuk memilih orang yang benar-benar tepat untuk mewakili kita. Karena tidak semua orang mampu, maka pilihlah dengan hati-hati. Ingat pula, televisi sudah menyajikan track record para politisi masa lalu dengan baik, walaupun kita tahu banyak saluran televisi berubah jadi televisi partai. Tapi ibu rumah tangga sekarang bukan ibu rumah tangga biasa. Banyak ibu-ibu sekarang, memiliki kecerdasan dan kearifan tersendiri dalam memandang politik, setelah berkali-kali dibohongi oleh kebijakan pemerintah.


Namun, hanya karena dibodohi, janganlah membuat kita kapok untuk memilih. Kalau kita salah pakai baju, apa kita lalu memilih telanjang? Tidak, kan? Kita akan terus mencari baju yang paling tepat agar sesuai dengan kita. Makanya itu gunanya memilih wakil rakyat.


Suara perempuan seringkali dipengaruhi oleh kaum adam di sekitarnya. Entah itu suami, entah itu ayah atau saudara. Dalam rumah tangga, tentu saja ada orang yang harus kita hormati yaitu suami. Tapi dalam dunia politik, kedudukan kita sama. Jadi, apapun pilihan perempuan, ia bukan istri atau anak atau kakak atau adik siapapun dalam bilik kecil itu. Dia adalah seseorang, yang punya pemikiran, punya keinginan dan punya kebebasan untuk memilih.


Pilih pejuang suara yang paling mendekati harapan, yang memang kita kenal secara langsung face to face, melihat dan mengetahui misi serta visinya di lima tahun ke depan. Kontrak politik memang tidak ada, tapi tak ada salahnya mempertanyakan hal itu kepada si pejuang itu. Jadilah pemilih kritis, haus informasi dan aktif bukan hanya di hari pencoblosan tapi juga saat ini.


Sebagian besar caleg adalah wajah lama, wajah yang sudah kita kenal sejarahnya, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Jangan takut menggali informasi dan jangan terpana oleh wajah cantik dan ganteng yang dihasilkan dari seni mengedit foto atau gambar. Percuma cantik atau ganteng, kalau yang nanti dipergunakan untuk membiayai perawatan wajah dan penampilannya itu adalah uang rakyat.




Tanggal 09 April, one day after my day...


Semoga anda bisa menghadiahkan diri anda sendiri seorang wakil rakyat yang bersuara untuk rakyat.


Seorang pejuang kebenaran yang tidak membenarkan kesalahan.


Seorang pemberani, yang berkata Tidak! pada korupsi, bukan hanya di mulut tapi juga di hati.




#NgeblogPemilu2014

Tidak ada komentar: