Pernah gak sih merasa iri melihat foto-foto teman yang sedang berlibur ke luar negeri atau dalam negeri dengan suasana yang berbeda dari tempat tinggal?
Jika jawabannya Ya, berarti anda masih normal. Wajar saja merasa ingin melepaskan diri dari rutinitas kerja tiap hari yang membosankan. Bahkan seorang ibu yang tak bekerja pun membutuhkan suasana baru walaupun hanya sejenak.
Semua orang sangat ingin tiap tahun bisa berlibur ke luar kota atau bahkan luar negeri. Membawa anak-anak mengenal dunia yang luas dan mengajari mereka kehidupan lain yang berbeda dari kehidupan nyaman di rumah dan lingkungan yang ada.
Tapi pada kenyataannya, liburan sekolah selalu terjadi bersamaan. Akibatnya, harga tiket pesawat, sewa kamar hotel atau penginapan, harga paket tour dan travel bahkan ongkos transportasi seringkali meningkat tajam dua kali lipat dari biasanya. Karena bersifat musiman, rasanya wajar juga para pekerja di bidang ini melakukannya di masa liburan.
Kemudahan setiap orang mengakses sosial media membuat setiap orang selalu ingin memberikan kesan terbaik tentang dirinya. Foto-foto diri saat sedang menikmati liburan yang asyik, indah dan eksotis menjadi personal branding yang takkan ada gantinya.
Bagai sebuah pisau, di sisi lain tampak tajam sementara di sisi lainnya tumpul. Ketika berusaha keras menampilkan betapa luxnya sebuah personal branding akhirnya malah membuat si empunya diri mengalami masalah baru.
Ya, demi memenuhi ego untuk berlibur mewah membuat banyak orang seringkali menghalalkan segala cara. Termasuk menjadikan hutang sebagai sahabat. Kemudahan memakai kartu kredit untuk membayar tiket pesawat dan hotel secara online, baik mobile maupun internet ternyata menjadikan seseorang lupa diri. Tanpa peduli harga paket yang mendadak menjadi setinggi langit, mereka tetap berpikir sangat sayang melewatkan liburan begitu saja.
Saat kita menjadikan hutang sebagai sahabat, itu artinya mendekatkan masalah pada diri sendiri. Takkan ada lagi rasa canggung menggunakan hutang. Takkan ada lagi rasa kuatir atas kemampuan diri membayar hutang. Bahkan mungkin takkan ada lagi ketakutan apakah besok masih ada kesempatan untuk membayar hutang-hutang tersebut padahal mungkin saja hari ini adalah hari terakhir untuk kita sebagai manusia.
Menjadikan hutang sebagai sahabat, berlindung di balik barang mewah atau liburan mewah, kelak akan menjadi bumerang bagi diri sendiri. Bagaimana kalau besok pekerjaan yang kita miliki ternyata sudah tak ada lagi? Bagaimana caramu membayar? Kita selalu menyalahkan para debt collector kejam yang menagih hutang, tapi kenapa kita tak mencoba menghindarinya dengan memutuskan hubungan dengan hutang?
Berlibur sekarang menjadi kebutuhan yang mau tak mau harus dianggarkan khusus. Tapi, jangan sampai membuat kita menjadi sahabatnya hutang. Tabunglah uang sedikit demi sedikit dan persiapkan liburan yang sesuai dengan kemampuan. Kalau cerdas memilih, ada banyak sekali cara menghabiskan liburan yang lebih baik bahkan dari liburan ke luar negeri tapi murah.
Mendatangi tempat-tempat pameran, bahkan mungkin museum. Berfoto dengan gaya di Kota Tua atau berkemah di Buperta (Bumi Perkemahan Jakarta) Atau jadikan agenda khusus mendatangi tempat-tempat kuliner enak yang direkomendasi banyak teman.
Jangan lupa, siapkan anggaran sesuai dengan kebutuhan. Jangan malu untuk menunjukkan foto-foto liburanmu meski sederhana. Karena lebih penting menjadi diri sendiri, daripada menjadi personal branding yang kesepian dalam dunia nyata.
Selamat Berlibur!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar