"Siapapun yang membuat Mama menangis, sama saja membuat Abang sakit hati."
Mungkin bagi ibu yang lain, kalimat itu akan membuatnya terharu tapi tidak untuk saya. Justru kalimat itu sangat menyedihkan bagi saya dan terpaksa dengan sangat serius, saya menjelaskan arti kata-katanya yang sarat dengan 'dendam' itu padanya.
Kalau kelak Abang dewasa, saya ingin ia membaca pesan saya ini untuk dirinya.
Sayang...Hidup itu bukan tentang merasa senang, berbahagia dan gembira senantiasa.
Jika setiap kali ada susah, duka dan sakit hati yang dirasakan, apa semuanya harus selalu dipendam dan ditumpuk terus selamanya di dalam hati? Coba kau bayangkan, seandainya kotoran atau sampah terus ditumpuk di dalam rumahmu. Apakah kau merasa senang tinggal di dalamnya? Apa kau bisa merasa bahagia tinggal di rumah yang kotor?
Hati itu ibarat sebuah rumah. Jika ia bersih, maka pemiliknya akan selalu merasa bahagia. Sesekali rumah juga bisa kotor, seperti hati yang kadang-kadang disinggahi oleh derita dan duka. Tapi seperti rumah yang bisa dibersihkan dengan sapu, hati yang sedang kotorpun bisa dibersihkan. Caranya adalah dengan menyapu bersih kedukaan itu dengan kesabaran.
Tak seorangpun Ibu ingin anak yang dilahirkannya hidup dengan tidak bahagia, penuh dendam dan kebencian. Semua ibu juga tahu, tak selalu ada jalan mulus yang akan dilalui seorang anak saat ia menjalani hidup di dunia. Itu sebabnya ibu pasti mengenalkan arti 'maaf' pada anak-anaknya. Dan seperti ibu yang lain. Aku lebih suka anak-anakku memaafkan dibandingkan membalaskan apa yang orang lain lakukan pada ibunya atau siapapun yang mereka sayangi nanti.
Hidup memang tak selalu mudah. Tapi penderitaan, airmata dan sakit yang dirasakan setiap orang dalam menjalani kehidupan itulah yang akan membentuk pribadi seseorang. Aku takkan tahu caranya mengajarkan kebaikan jika tak pernah merasakan keburukan. Akan memahami pentingnya menjadi orang yang memperlakukan orang lain dengan baik karena tahu rasanya diperlakukan tidak baik. Sesuatu yang salah adalah sesuatu yang membuat seseorang belajar mengenai apa yang benar.
Jika mata dibalas dengan mata, dan gigi dibalas dengan gigi maka akan banyak orang yang cacat. Jika dendam dikedepankan, maka kebahagiaan akan dilupakan. Kesempatan untuk hidup itu hanya sekali dan tidak akan terulang, jangan habiskan waktu yang singkat itu dengan benci. Karena benci dan dendam pada seseorang akan menyakiti dirimu sendiri.
Apa yang menjadi kesulitan dan kebahagiaan sudah menjadi garisan takdir dari Allah SWT untukmu. Untuk terjadi, akan banyak yang menjadi penyebabnya dan ada sekian banyak jalan yang mungkin terjadi, salah satu mungkin melalui tangan-tangan manusia juga. Tak seorangpun boleh menyalahi atau menyesali apa yang telah digariskan. Memang benar, yang bersalah harus tetap dihukum dan itulah sebabnya hukum itu ada. Allah Maha Adil, dan kalau kau merasa tak adil, baik dengan hukum dunia atau tidak, maka mintalah keadilan padaNya.
Kalau melihat Mama sedih saat ini atau suatu hari nanti, temanilah dan kuatkan hatiku dengan kasih sayangmu. Itu sudah lebih dari cukup. Jangan membiarkan dendam mengisi sudut hatimu yang murni, anakku. Karena tak seorangpun Ibu ingin anaknya tidak bahagia. Aku ingin kalian semua berbahagia dan meski hidup itu singkat, isilah selalu dengan rasa hati yang positif. Apa yang membuatku sedih, jadikanlah sebagai pelajaran agar kau tidak membuat orang lain sedih.
Aku mencintaimu, Anakku...
Dan cinta itu membuatku ingin memenuhi seluruh ruang di hatimu juga dengan cinta.
Demi Allah, demi dirimu... maka kuajarkan kau untuk jauhkan dendam dari hatimu.
Baca Juga
Japan Halal Food Project, Jembatan Hubungan Indonesia & Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar